Bab 42

Hatinya tiba-tiba mendapat dorongan, dia tersenyum. “Ya. Mungkin kamu tidak tahu ini, tetapi kami dulu pernah menjalin hubungan ketika masih kuliah.”

Fabian mengatakannya dengan santai, seolah-olah dia sengaja mencoba membuat marah Finno.

Memang, kata-katanya memenuhi tujuannya.

Finno diam-diam mengencangkan pegangannya pada pegangan kursi roda. Namun, segera setelah itu, dia mengejek dengan dingin. “Ah, benarkah?”

Kedua kata itu sederhana, namun sangat dingin. Kemarahan dalam suaranya bisa membuat merinding.

Fabian menyadari bahwa dia sudah keterlaluan. Dengan wajahnya yang memucat, dia berkata dengan nada yang lebih lembut, “Paman Finno, jangan terlalu ambil pusing dengan itu. Dia hanya seorang wanita biasa. Aku menanyakan semua pertanyaan ini karena saya khawatir bibi saya akan merasa kesal setelah mengetahuinya.”

juga

Fabian ingin mencarikan Finno seorang istri dari keluarga kaya. Ayah Fabian, Mark, awalnya khawatir bahwa pernikahan semacam itu akan memberi Finno kekuatan. Tanpa diduga, Finno tiba-tiba mengumumkan bahwa dia

Fabian masih belum melihat

hanya menatap Fabian, tidak menanggapinya sama

dia menjawab pertanyaan

Finno, nadanya datar.

dia mau tak mau menambahkan, “Paman Finno, jangan salahkan aku karena keterlaluan Tapi Vivin adalah wanita yang

Fabian bisa menyelesaikan kalimatnya, Finno memotongnya. Sedikit kekesalan sudah ada di

Fabian menyadari bahwa dia terlalu banyak bicara. Karena itu, dia

tidak ada lagi yang lain, saya akan kembali dulu.” Finno menyesuaikan dasinya dan menambahkan dengan tenang, “Istriku masih menungguku

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255