Bab 44 Ciuman Kedua

Meskipun pernikahannya dengan Finno dimulai dengan cara yang aneh, Vivin tetap menghormati pernikahan mereka dan tidak akan melakukan apapun untuk mengkhianati Finno. Namun, Finno terdengar seperti mencurigai Vivin. Ini membuatnya merasa sangat terluka.”

“Apa maksudmu, Finno?” Nada suaranya berubah dingin. “Kamu mencurigai ada sesuatu yang terjadi antara Fabian dan aku?”

Vivin harus mengakui bahwa dia sedikit terlalu sensitif sekarang.

Namun, dia benar-benar tidak tahan lagi. Fabian mengejek dan menghinanya ditambah dngan foto-foto hari ini, telah membuatnya kacau.

Awalnya, dia mengira Finno sudah percaya padanya. Namun, dia memperlakukannya seperti wanita nakal sekarang.

Finno tidak menyangka reaksi Vivin akan sangat emosi gini. Dia sedikit mengernyit dan meyakinkannya, “Bukan itu maksudku. Ayo makan.”

Finno mencoba mengakhiri percakapan, tetapi Vivin meletakkan peralatan makannya dan bergumam, “Aku kenyang.”

Lalu, dia bersiap untuk berdiri dan meninggalkan meja makan.

Namun, sebelum dia bisa berdiri, Finno tiba-tiba bangkit berdiri. Dia membungkuk memblok dengan lengannya di pegangan kursinya, menahannya di sana.

“Kamu! Apa yang sedang kamu lakukan?” Ketika Vivin mengangkat kepalanya dengan bingung, dia melihat wajah tampan pria itu begitu dekat hanya beberapa inci darinya.

Vivin, dia bertanya. dengan suara yang dalam, “Vivin, gak ada yang

keponakannya, kepribadian Fabian. Fabian adalah orang yang gegabah. Karenanya, setelah menerima foto-foto itu, dia pasti akan

sepanjang hari, Finno menduga bahwa dia mungkin telah melihat foto-foto itu.

tidak mengatakan apa-apa

Finno

Namun, meskipun dia telah ditindas, dia tidak mengatakan sepatah kata pun. Dia bahkan ingin terus bekerja di perusahaan majalah

marah. Ketika dia menatap wajah Vivin

1/3

berair, dia tidak bisa

melihat bahwa Vivin tetap diam, Finno semakin marah. Dia mencubit dagunya dan memaksanya untuk menatap matanya.

menyakitinya. Meskipun dia berusaha menahan air matanya, air mata itu masih keluar dari matanya. Menatap Finno, dia berteriak, “Apakah kamu gila, Finno?”

Finno berpikir bahwa dia pasti

wajah Vivin, yang memerah karena marah, dan matanya yang berkaca-kaca, dia benar- benar menganggapnya sangat memikat!

foto-foto itu dan kata-kata Fabian, dia mulai kehilangan

bibirnya ke bibir pucat Vivin,

Namun, ketika bibirnya menyentuh bibir Vivin,

inikah rasanya mencium

menahan diri untuk tidak

Vivin melebarkan matanya karena

kali kedua Finno menciumnya. Dibandingkan dengan ciuman peringatan sebelumnya, ciuman ini

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255