Bab 65 Vivin Normando

Ratna tidak menyangka reaksi Fabian akan sedemikian rupa; dia kebingungan. Tapi, dia kembali melanjutkan seolah dia mengerti perasaan Fabian. “Yah, aku juga sama terkejutnya saat tahu Vivin menikah dengan Finno. Sigh, kau kemana saja, Fabian?”

Fabian tidak bisa melanjutkan percakapannya dengan Ratna. Dia berlari keluar dari kamar itu dan bergegas kembali ke kantornya.

Sementara itu, di perusahaan majalah, Vivin dan Sarah tengah makan roti lapis yang mereka beli di kantin. Sambil makan, Vivin menggeser ponselnya untuk mencari resep-resep untuk Finno. Temannya Sarah hanya menatapnya dari waktu ke waktu sementara dia terus memakan roti lapisnya dengan ekspresi kosong.

“Katakan saja, Sarah,” ucap Vivin dengan mata masih terarah pada ponselnya. Dia sedari tadi sadar bahwa Sarah ingin mengatakan sesuatu.

Wajah Sarah langsung memerah. Dia menjawab dengan sangat hati-hati, “Oh, bukan masalah besar. Hanya saja ada rumor di kantor ini tentang…”

“Tentangku dan Fabian?” Vivin mengangkat sebelah alisnya.

“Lebih dari itu.” Sarah menggigit bibirnya dan berusaha melanjutkan, “Oke, jadi Sandra dan aku melihatmu keluar dari sebuah mobil mewah beberapa hari lalu. Waktu itu, semua orang sudah bilang kalau kau punya hubungan spesial dengan Kepala Editor. Lalu, Sandra juga bilang kalau dia punya beberapa teman dari Universitas Gandratama yang bilang kalau…”

Vivin berdetak kencang saat mendengar kata

Kota Langsa menuju sibuknya Kota Metro, Dia benar- benar ingin meninggalkan reputasi buruknya untuk memulai hidup

malangnya, kemanapun Vivin pergi, masa lalunya

roti lapisnya dan tertawa renyah. “Apa yang mereka bilang soal aku? Kalau aku jual diri demi uang? Atau kalau aku pernah

ucapan blak-blakan Vivin. Raut wajahnya menjadi semakin canggung saat dia segera menyahut, “Vivin, aku tidak pernah berpikir kalau kau orang

merasa tersentuh dengan kata-kata baik Sarah. Tepat setelahnya, dia tahu kalau

tersenyum biasa.

dan hinaan. Namun sekarang, dia sudah tahan banting. Dia tahu dia tidak bisa apa-apa

ke kursi dan mulai menyiapkan bahan wawancara untuk besok.

saat pria itu menuju kearahnya. Dia menggeram, “Vivin, datang ke ruanganku sekarang.”

menolak permintaan pria itu, tapi dia tidak mau meledakkan bom waktu dalam diri

memandang kearah Vivin ekspresi menjelekkan. Sandra dengan tidak tahu malu mendengus, “Wow, apa itu? Apa Pak Normando sedang mencoba memperbaiki hubungan kalian lagi? Pfft, tinggalkan pria malang itu. Kaulah yang selingkuh darinya dulu. Jangan permainkan perasaannya

tajam kearah Sandra sebelum berlalu begitu saja menuju ruangan Fabian.

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255