Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar

Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Sang Bos Besar Bab 296

Bab 296

Tracy berusaha mendorongnya. Namun, tangan Daniel berhenti tepat di pinggangnya. Wajahnya pun meringis kesakitan.

Daniel segera melepaskan pelukannya, “Kamu kenapa?”

“Sakit,” Tracy berhenti bergerak, keningnya penuh keringat.

Daniel tidak berani menyentuhnya lagi. Ia dengan hati–hati membaringkan Tracy kc posisi awal, lalu tidur membelakanginya.

Tracy meringkuk inemeluk tubuhnya yang gemictar.

Keringatnya terus bercucuran, dengan cepat membasahi piyamanya.

Daniel mengernyitkan keningnya, lantas mengambil ponselnya menghubungi Lily, “Datanglah kemani.”

“Tidak perlu,” Tracy segera menghentikannya. “Dokter Lily sudah menjelaskan bahwa malam ini pasti akan terasa sakit, besok akan jauh lebih baik.”

Suara Lily terdengar di ujung telepon, “Benar, Tuan Daniel. Otot pinggangnya mengalami cedera, schingga ia pasti akan merasa sakit malam ini. Namun, besok keadaannya akan lcbih baik. Apabila rasa sakitnya tak tertahankan, bisa diberikan obat pereda nyeri yang telah saya taruh di mcja samping tempat tidur.”

Daniel lantas berdiri dari tempat tidurnya dan mengambil obat pereda nyeri.

Tracy menggelengkan kepalanya, menolak untuk memakannya, “Aku cukup istirahat saja, nanti rasa sakitnya juga akan hilang dengan sendirinya. Tolong matikan saja lampunya.”

Daniel meletakkan kembali obatnya. Melihat tubuh Tracy yang dipenuhi kesakitan, ada rasa penderitaan terpancar pada tatapannya. Namun, ia membuka mulutnya mengatakan, “Kamu pantas menerimanya. Siapa yang menyuruhmu berdiri melindungi pria itu?”

tatapannya dipenuhi dengan

masih berani

memejamkan matanya. Hatinya terasa perih, tak terasa air matanya mengalir

mampu untuk membentaknya lagi, lantas

di

sama sekali tidak memahami jalan pikiran

Daniel mencintainya, namun ia terus

Mainya

100

terobsesi dengannya dan selalu berusaha mengontrolnya. Terkadang ia

Apa maksudnya?

membuka pintu, Ryan yang sedang bersiap–siap untuk mengetuk pintu kamar. Terkejut sejenak melihatnya, lantas segera melaporkan, “Tuan Danic), mobil Tuan Besar sudah memasuki

larut

bersama Nona Linda,”

mengucapkan sepatah kata

ini dari dalam kamarnya, merasa gelisah. Apakah Tuan Besar datang bersama

jaketku!” terdengar perintah

“Baik, Tuan!”

dari luar, Daniel membawa

tangannya menopang tubuhnya, dengan hati–hati beranjak

di lantai bawah. Lampu vila yang tadinya redup,

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255