Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar

Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Sang Bos Besar Bab 318

Bab 318

Dia menyesal tanpa sengaja telah melukai Tracy, pada saat yang sama, dia juga merasa marah. mengapa wanita bodoh ini harus mempertaruhkan nyawanya untuk mclindungi Victor?

Demi laki–laki itu, dia bahkan sudah tidak menginginkan nyawanya?

Sckarung dia kesakitan sampai pingsan di rumah, jika Daniel tidak datang tepat waktu, dia meninggalpun tidak akan ada yang tahu!

Semakin Daniel memikirkan hal ini, semakin dia marah...

“Mami, takut, takut...” Roxy meringkuk di badan Tracy menggigil ketakutan.

“Diam.” Daniel berteriak marah, “Kalau kamu berteriak lagi, aku akan mencabuti bulumu sampai habis!”

“Huhuhu.

Roxy menggunakan sayapnya mengangkat rambut Tracy untuk menutupi dirinya, dia bersembunyi di rambutnya dan menangis sedih.

Dengan cepat, mereka sampai di rumah sakit Lily.

Lily sudah menunggu di gerbang pintu dengan staf medis, Daniel keluar dari mobil dengan menggendong Tracy, Lily segera memerintahkan seseorang untuk menghampirinya, dan buru buru memberikan pertolongan pertama.lt

Daniel mengikutinya dan bertanya dengan cemas, “Ada apa dengannya? Kenapa dia pingsan? Apa ada masalah lainnya?”

cermat, dan tidak ada masalah lainnya.” Lily melaporkan, “Namun, Nona Tracy terus terluka dan sakit sclama dua bulan terakhir, tubuhnya benar–benar sudah lemah,

“Cepat periksa.”

“Baik.”

kamar pasien, Lily secara pribadi

cemas di luar, Roxy berputar–putar di ruangan untuk sementara waktu, dan sayapnya yang terluka tidak punya tenaga untuk terbang lagi, kemudian

ke samping dan menatap Roxy dengan

ketakutan dia menutupi wajahnya dengan sayapnya, dan tidak berani menatapnya, tapi

dia juga tahu bahwa meskipun “orang jahat” ini galak, tapi pada saat

inelindungi Maminya.

dia adalah sctengah bagian

kening dengan jijik, tetapi tidak mengusir

peliharaan Tracy. Jika wanita bodoh itu bangun dan tidak melihatnya, dia

Sudahlah, biarkan saja dia.

hanya perlu

Tapi...

tiba–tiba teringat bahwa ketika mereka pertama kali bertemu, burung itu buang kotoran di pakaiannya. Jadi, kali ini ia memperingatkannya dengan dingin: “Jika kamu berani membuang kotoran di badanku lagi,

“Takut, takut!”

mcmbuka sayapnya dan meliriknya, dikagetkan dengan raut

air kencing dan satu tumpukan kotoran yang masih

membuang kotoran di bahu

berubah menjadi marah dan mengepalkan

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255