Bab 775

“Apa?” Daniel mengerutkan kening, “Carlos sudah melihat maminya?”

“Tidak.” Thomas menjawab dengan yakin, “Saya menghalanginya, scharusnya dia tidak bisa melihat wajal Non Tracy Moorc.”

“Apa maksud dari ‘scharusnya?” Daniel bertanya dengan marah.

“Maaf, saya tidak becus bekerja.” Thiomas mcrasa sangat bersalah, namun ia juga tidak berani membantah

“Tuan Daniel, tenanglah” Ryan yang berada di sampingnya menasihatinya, “Masalah ini mungkin dapat dirahasiakan sementara, namun tidak dapat dirahasiakan dari seluruh dunia. Meskipun orang–orang dari vila utara dan vila selatan tidak saling bertemu, namun saat upacara peresmian Proyek Occan Wild Kota Bunaken, Nona Tracy Moorc pasti akan muncul di publik, semua orang yang mengenalnya, tahu bahwa ia telah kembali!”

Mendengar perkataan ini, Daniel mengerutkan keningnya dan bertanya: “Kapan upacara peresmian itu?”

“Tanggal 13 bulan depan.” Ryan menjawabnya dengan cepat, “Hari ini sudah tanggal 29!”

“Dengan kata lain, kita masih punya waktu 16 hari.”

Daniel mengetuk–ngetuk kursi kulitnya sambil berpikir, ia tiba–tiba berkata dengan Thomas yang berada di sebrang telepon: “Coba lanya Victoria, bagaimana keadaannya, jika sudah lebih baik, ajak dia makan bersama malam ini.”

“Baik, akan saya tanyakan, nanti akan saya

wajahnya penuh keseriusan, ia harus secepat mungkin membiarkan Tuan Besar kembali ke Negara Maple,

khawatir, kita masih punya banyak waktu, semuanya pasti

juga menelepon, “Nona Victoria masih kurang sehat,

aneh, selama ini ia mengira, meskipun Victoria liarus merangkak agar dapat makan malam dengannya, ia tetap akan bersedia untuk merangkak

“Baiklah.” Daniel mengakhiri panggilan.

menjenguknya. Ia tidak bisa bangun

bicukan lagi nunti, kita urus perkara

“Buik.”

rekan bisnis lainnya di malam hari, ia ingin pulang secepatnya menemani anak–anak, namun saat ia sampai ke rumah, jam sudah menunjukkan pukul

melihat Tuan Besar sedang bermain catur dan minum tch bersama Victoria di ruang

hati Tuan Besar sangat baik, ia tersenyum hangat: “Hahaha, Victoria, keterampilan caturnu sungguh bagus. Kamu

caturnya, ia menjawab dengan bahasa isyarat, “Apa

menggeleng–gelengkan kepala

sejenak, ia lalu buru–buru minta maaf, “Maaf, aku tidak

“Tidak apa–apa, sudah berlalu...”

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255