Bab 12

“Tolong jangan sesukanya memotret kami, ini adalah pelanggaran hak. “Anak sulung, Carlos mengingatkan dengan dingin.

“Kakak cantik boleh foto bersamaku, kakak ganteng tidak usah,” anak tengah, Carles terkekeh usil, “terbatas hanya untuk kakak cantik, ya!”

“Sst, kecilkan suara kalian, kalian bisa membangunkan Roxy!”

Anak bungsu, Carla mengulurkan tangan kecilnya yang lucu, memberi isyarat “ssh” kepada semua orang.

Roxy sedang tidur di pundaknya, kepalanya miring seperti pengait ikan.

“Gemas sekali. Adik kecil, bolehkah aku foto bersama kalian?” Beberapa kakak cantik mendekati mereka.

“Maaf, kami tidak menerima foto bersama.” ujar Carlos dengan dingin.

“Carlos, Carles, Carla, nenek sudah beli tiketnya, kalian sudah boleh masuk.”

Bibi Juni memegang tiket sembari memanggil mereka masuk ke dalam taman hiburan.

Tracy berbelanja di lantai atas. Sebuah toko branded anak-anak sedang mengadakan kegiatan diskon. Ia menyerbu masuk seperti panah yang melesat kencang, menyusup ke tengah kerumunan memilih pakaian diskon di rak display.

Saat itu, segerombolan orang berbaju jas hitam dan tinggi masuk ke dalam dengan teratur. Semua orang langsung mundur tiga meter, membuka jalan bagi mereka.

Ibu muda yang sedang memilih baju terhenti sebentar karena melihat itu. Semuanya mau tak mau menghentikan aktivitas mereka, leher mereka menjulur melihat ke arah luar sembari berdiskusi.

“Siapa mereka? Keren sekali.”

185 cm, mereka keren dengan setetan jas itu. Jika semuanya jadi laki-laki penghibur di bar, mereka

jantung Tracy berdegup

gigolo pelunas

semua salah, mereka adalah

berponi dengan

mereka memiliki 18 orang pengawal. Setiap orang memiliki simbol S emas di pundaknya, tampaknya

saat, dia menambahkan,

berfantasi, “Pengawalnya saja setampan ini, aku penasaran dengan wajah tampan

tinggi, atasannya pasti

“Setuju... setuju...”

menyebalkan. Pendek, miskin, jelek? Tampaknya tiga kata ini tidak

itu membentuk garis pertahanan menuju restoran italia di seberang. Membuat

seorang pria arogan bertubuh tinggi dan

melihatnya dari kejauhan, bukankah itu Daniel, Presdir

rasa familiar itu muncul kembali. Di mana dia

taman hiburan, anak-anak

mereka dari samping, beberapa orang tua juga mendatangi mereka. Bibi Juni terlihat

la berjalan keluar dengan tangan kecilnya yang di dalam saku celana. Tiba-tiba ia

ada darah

Ia menemukan seorang pria berbaju

menghentikan langkah kakinya

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255