Bab 129

Tracy langsung mengambil ponselnya, bermaksud menelepon “Gigolo Pelunas Hutang“, namun menyadari ia sendiri yang telah menghapus nomornya.

la mencari nomornya melalui pesan pendek, namun saat ia menemukannya, mobil tersebut sudah melesat pergi dengan cepat…

Tracy menghela nafas panjang, meyakinkan dirinya sendiri. Lupakan saja, sekarang ia dan orang itu sudah tidak ada hubungan apa-apa, untuk apa peduli siapa dia.

Semalaman ini, Tracy banyak bermimpi yang aneh-aneh, sesekali memimpikan Daniel, sesekali memimpikan “Gigolo Pelunas Hutang”, sesekali memimpikan pria muda itu…

Sebenarnya siapa adalah siapa, dia tidak dapat membedakannya

Karena kelelahan, walau hari sudah siang, Tracy masih juga belum bangun. Bibi Juni berteriak beberapa kali, “Anak-anak sudah naik bus sekolah, jika Nona tidak bangun sekarang, bisa terlambat.”

Tracy buru-buru bangun dari ranjang, menggosok giginya, berlari keluar tanpa mencuci wajahnya.

Ia berlari ke pintu, lalu kembali lagi memberikan semua uang yang ada di dalam tas ke Bibi Juni, “Bibi Juni, ini uang yang kuhasilkan kemarin malam…”

“Bagaimana nona menghasilkan uang sebanyak ini dalam semalam? Nona, untuk apa berlari, sarapan dulu baru pergi, nona…”

Bibi Juni berkata sambil mengambil onigiri pergi mengejar Tracy, namun Tracy sudah masuk ke lift.

genggaman tangannya, hatinya sangat tidak

agar ia bisa masuk berdesakkan ke dalam gerbong MRT, keluar dari MRT masih harus berlari,

ia keluar dari lift, sekujur tubuhnya basah dengan

yang kamu lakukan? Presdir Daniel sangat benci karyawan yang

Winnie memperingati, “Cepat pergi ke toilet, rapikan

Tracy pergi ke toilet membersihkan wajahnya, saat ia selesai merapikan penampilannya dan

karyawan baru yang datang ke

“Main belakang apa?”

tahu, aku dengar dari orang di lantai 13, dia terjebak masalah di bar, Presdir Daniel yang menyelamatkannya. Aku rasa

sungguh berwibawa,

“Itu aku tidak tahu…”

jika Presdir tahu kita membicarakannya, kita

buru-buru pergi. Dia bingung, apakah yang dilihat Evelyn benar?

merasa ada aura kuat dari sisi

mendongakkan kepalanya, Daniel sedang berjalan ke arahnya, alisnya

terburu-buru menundukkan kepala

sama sekali tidak melihatnya, ia berjalan

pintu terbuka dan tertutup terdengar, mengetahui bahwa ia sudah masuk ruangan.

marah, kamu harus hati-hati, jangan

kesalahan.”

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255