Bab 1109
“Apa kamu merasa lucu saat memikirkan dirimu yang dulu?”
Daniel membawa segelas jus masuk dan memberikannya pada Tracy.
“Di mana yang lucu? Jelas-jelas bodoh.”
Tracy berkata dengan nada menghina, lalu mengambil jus itu dan minum.
“Aku merasa sangat lucu.” Daniel mengambil surat perjanjian itu. Ujung bibirnya menunjukkan lengkungan menggoda ketika teringat kejadian dulu, “Kadang kala, ada baiknya orang bodoh sedikit…”
“Jika tidak bodoh, bagaimana bisa aku ditipu olehmu?” Tracy memutar mata ke atas.
“Kamu tidak bepikir itu adalah penipuan yang indah?” Daniel menaikkan alisnya, “Walaupun aku menipumu, tapi kita sangat bahagia. Selain itu, kamu juga menipuku, terus menyembunyikan masalah anak dariku, tidak ingin aku tahu.”
“Aku yang membesarkan anak-anak, atas dasar apa harus kuberikan padamu? Selain itu, saat itu emosimu tak stabil, suka tak berperasaan. Bagaimana aku bisa tahu, kamu hanya menginginkan anak saja…?”
Tracy berkata dengan spontan, setelah bicara ia tercengang.

Benar juga, sebenarnya sejak awal yang ia cemaskan adalah hal selanjutnya yang terjadi.
Hanya saja pada akhirnya ia tidak bisa menolak godaan cinta, jadi ia melepaskan rasa waspadanya agar anak-anak mengenali keluarganya. Ia mengira cinta sejati dapat menghadapi berbagai kesulitan, mengira Daniel dapat melindunginya.
Tetapi pada akhirnya keluarga Wallance tetap memilih anak, dan memaksanya pergi
jauh…
“Maaf, aku yang tidak melindungimu dengan baik.” Daniel tahu isi pikiran Tracy, “Sekarang juga tak ada gunanya membicarakan itu, tapi aku berharap…”
“Tidak ada haparan lagi.” Tracy menyela ucapannya dan berkata dengan dingin, “Kedepannya kita menjalani jalan berbeda, ini adalah akhir terbaik untuk kita berdua!”
Daniel memandangnya sambil mengernyitkan kening, ia ingin mengatakan sesuatu tetapi pada akhirnya memilih diam.
Ia tahu tidak ada gunanya bicara banyak sekarang….
“Keluarlah, aku ingin istirahat sejenak.” Tracy tidak ingin bicara dengannya lagi.
“Baiklah, nanti aku panggil setelah makan siang selesai.” Daniel berbalik badan pergi sekalian menutup pintu.
Tracy mendengar suara pintu ditutup di belakang. Ketika melihat tanda tangan di atas surat perjanjian itu, hatinya sangat tidak nyaman…
Sebenarnya perubahan Daniel yang sekarang sangat banyak. Dia yang dulu tidak tahu artinya mengalah, tidak tahu cara merendahkan hati, selamanya selalu berada di atas, entah siapa yang salah, ia selalu di atas.
Tetapi sekarang ia telah belajar mengalah, belajar bertoleransi, belajar menundukkan kepala dan membungkukkan punggung.
Temperamennya malah jadi baik, kesabarannya seolah tak ada batas. Kehangatannya dapat dilihat kapanpun dan senyumannya tak lagi kaku…
la telah menjadi pria yang ia inginkan dulu.
Sayangnya, dirinya juga telah berubah.
Orang sudah berubah, mereka tak bisa kembali lagi…
Tracy mendesah di dalam hati dan lanjut membuka laci. Ia menemukan surat wasiat ayahnya dan membacanya sekali lagi. Tiba-tiba ia menemukan satu masalah…
The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255