Bab 1108
Hati Tracy sangat ruwet ketika memandang punggung Daniel.
la tahu Daniel membawanya dan anak-anak kemari bukan hanya ingin memberikan formalitas perpisahan yang hangat untuk anak-anak. Daniel juga ingin berjuang, berharap dirinya dapat berubah pikiran.
Hanya saja, sebelum Daniel bicara, dirinya sudah memadamkan harapan Daniel.
Ia mengira Daniel akan mengatakan sesuatu, tetapi ia malah tak berkata apa-apa.
Hatinya semakin ruwet.
Tracy keluar dari kamar, melihat anak-anak makan pizza dengan gembira di ruang makan. Satu per satu juga memuji pizza buatan Papi sangat enak.
Tracy tak enak mengganggu mereka, jadi ia kembali ke kamarnya melihat buku keuangannya dulu.

Dulu ketika ayahnya masih hidup, ia menjalankan hidup tanpa beban dan juga terbiasa menghabiskan uang.
Kemudian setelah ayahnya meninggal, uang pegangannya sudah mau habis. Mau tak mau ia menjual barang peninggalan ibunya untuk melanjutkan hidup.
Tetapi walaupun begitu, uangnya masih tak cukup. Kemudian setelah diingatkan Bibi Juni, ia mulai membuat laporan keuangan. Pengeluaran setiap hari ditulis, kemudian akan dilihat pada akhir bulan, pengeluaran mana yang kurang pas, agar kedepannya dapat dikendalikan.
Ternyata setelah terbiasa seperti itu, pemasukan dan pengeluarannya menjadi agak stabil, tetapi ia masih terbiasa menghabiskan uang secara tak masuk akal…
Misalkan jelas-jelas tidak ada uang, tetapi masih memilih sekolah terbaik untuk anak anak sekolah.
Ia juga membeli susu dan pakaian terbaik untuk anak-anak.
Tetapi setelah habis digunakan, ia mulai menyesal. Memarahi diri sendiri tak bertobat, bahkan dalam buku itu juga tertulis umpatan untuk dirinya sendiri.
“Tracy Smith, Tracy Smith, kamu benar-benar babi yang tak takut mati. Sudah begitu miskin, masih membawa anak-anak makan di Istana Anak-anak. Menghabiskan uang empat juta. Coba lihat, kamu punya uang dari mana untuk membeli susu!!”
**Tracy Smith, bekerja kerjaslah mencari uang. Harus lepas dari kemiskinan….
“Wah, akhirnya gigolo itu mentransfer uang sepuluh juta. Senang sekali, hahaha…”
“Hari ini menghabiskan ratusan ribuku untuk beli obat penguat demi gigolo itu. Belum lagi disindir oleh pelayan apotek, bilang aku kikir dan tak punya hati. Membuat suamiku kering karena cuma beli sebotol penguat. Cih, aku mendengar dua orang itu menggosipkanku saat aku kembali mengambil tanda terima, menyebalkan!!”
“Hari ini Bibi Juni beli lemari, juga harus bayar uang listrik dan air, total empat juta. Sedangkan bisnis gigolo hari ini buruk. Aku panik sekali, jika begini terus, keuanganku akan berantakan lagi. Tidak bisa, aku harus memikirkan cara agar dia bisa menghasilkan uang lebih banyak.”
The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255