Bab 1722

“Mami yang menceritakannya??”

Ketiga anak itu begitu terkejut. Namun, raut wajah mereka segera berubah. Mereka pun berkata sambil tersenyum, “Ternyata cerita itu dari Mami. Mami benar-benar hebat!!”

“Betul, betul! Benar-benar hebat!”

Lorenzo menatap ketiga anak kecil itu dengan tercengang. Apa-apaan ini? Kalau ia yang menceritakannya, ia malah diadukan pada orang-orang. Namun, kalau Mami yang menceritakannya, malah dipuji hebat???

“Hihi!” Dewi memegang wajah ketiga anak kecil itu, dan mencium mereka kuat-kuat, “Mami akan menceritakan lagi pada kalian malam ini. Mami tahu banyak cerita seperti ini, benar- benar seru.”

Sambil mengatakannya, ia juga berpaling menatap Carlos, Carles dan Carla, “Kalian juga boleh ikut mendengarkan!”

“Tidak, tidak. Tidak perlu, tidak perlu….”

Carles dan Carla berubah ketakutan hingga wajah kecil mereka putih memucat. Mereka terus menggeleng-gelengkan kepala dan menggoyang-goyangkan tangan mereka.

Carlos mengernyitkan kening, tak mampu berkata-kata.

“Mami, kami tidak ingin mendengarkan cerita lagi, kami ingin main perosotan

takut setelah mendengar cerita itu. Mereka tidak. ingin mendengarnya lagi. Namun, dalam hati mereka,

karena itu, apa pun yang Maminya lakukan, mereka akan mendukungnya

main.” Dewi mengambilkan makanan untuk mereka, dan berkata sambil tersenyum, “Sayap ayam ini enak. Semua makanan di rumah Bibi enak-enak, jauh lebih enak daripada makanan di

ibunya, yang belum pernah ia lihat selama ini. Ia tidak tahu bagaimana bisa terus mempertahankan suasana kekeluargaan seperti ini, seolah-olah kehangatan

Carles dan Carla, ayo makan nasi ketan

makanan untuk

Mami! Ayo, Mami makan

anak-anaknya telah bertumbuh lebih besar dan tidak manja seperti Tini, Wini, dan

aku tidak mengenal kebahagiaan. Namun, sekarang aku mengetahui bahwa memiliki istri yang penuh kasih sayang dan anak-anak yang berbakti

pikiran anak-anak itu begitu sederhana. Jika kamu menghabiskan lebih banyak waktu dengan mereka, hubungan kalian pasti akan semakin

mengajariku?” Lorenzo memelototinya, “Urus saja

“Hehe….”

berdaya. Kakak iparnya ini memang

“Kakak….”

sangat

tiba-tiba Dewi berkata, “Lihat saja bagaimana sikapnya sebagai

Lorenzo bertaut. Ketika ia hendak berbicara, ia melihat ekspresi sedih ketiga anaknya. Ia pun menelan kembali ucapannya dan

dan Biti sama sepertiku, menyukai makanan-makanan tradisional. Jadi, untuk selanjutnya kamu perlu mempekerjakan lebih banyak koki-koki

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255