Bab 1763

Dewi berkata sambil mengambil jarum perak.

Lorenzo menutup matanya, perlahan membalikkan badannya dan meletakkan tangannya di tepi kolam air panas, memperlihatkan bahu dan punggungnya yang lebar, serta otot pinggangnya yang melengkung dengan liar dan setengah dari bokongnya ….

Melihat pemandangan indah ini, Dewi mau tak mau tertegun.

Cahaya yang redup terlihat kabur karena kabut dari kolam air panas, kulit berwarna gandum memancarkan aura yang menggoda, tubuh seksi dan liar itu penuh godaan.

Membuat Dewi tersipu dan jantungnya berdetak kencang….

Tapi dia dengan cepat menarik kembali pemikirannya, memaksa dirinya untuk tenang dan mulai menusukkan jarum untuknya.

Namun, tubuh bagian bawah Lorenzo terendam dalam kolam air panas, Dewi tidak bisa mencapainya sama sekali, jadi dia pun berkata, “Kamu berbaring ke atas sedikit, aku tidak bisa mencapainya!”

Lorenzo tertidur, tidak mendengarnya sama sekali, juga tidak bereaksi sama sekali.

Dewi tidak punya pilihan selain berbaring, meletakkan satu tangan di tanah, dan merentangkan tangan lainnya di depannya untuk menusuk pinggangnya ….

Pada saat itu, tangannya terpeleset, dia kehilangan keseimbangan dan jatuh ke dalam kolam air panas.

Suara “Plop” yang keras membangunkan Lorenzo.

kening dengan tidak

dalam kolam, dan sekarang dia sedang meronta–ronta di dalam air, melambaikan tangannya dengan liar, seolah berusaha menemukan sesuatu untuk

berdiri sendiri, ia panik dan meminta bantuan dengan samar,

malas di tepi, kemudian menatapnya dengan dingin.

Matanya penuh penghinaan.

kalau tidak pernah main air sekali pun, juga tidak

air panas ini kurang dari 1,4 meter, sependek

“Ugh…

masuk ke dasar air, serangkaian gelembung

mata tajamnya

di dalam

kolam air panas, maka dia akan menjadi

tangannya yang ramping meraih

menontonnya dengan dingin selama beberapa detik, Lorenzo tidak tahan lagi, dan akhirnya bergerak mendekat dan bersiap untuk menariknya….

saja mendekat, Dewi tiba–tiba menangkapnya, kemudian bergegas melemparkan dirinya

bisa bereaksi, bibir merahnya yang lembut menghantam bibir tipisnya yang dingin dengan kuat.

dia tercengang di

yang halus, selembut bunga yang baru

dadanya menekan dadanya, menyebarkan rasa sentuhan yang belum pernah terjadi sebelumnya, sepasang lengan ramping memeluk lehernya erat–erat, seolah

tiba–tiba ini

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255