Bab 1915

Aku….Dewi mengertakkan gigi dan berkata dengan malu, Tolong, selamatkan aku!

Orang bijak bisa memahami situasi!

Selama masih hidup, masih ada masa depan dan harapan!

Sepuluh tahun belum terlambat bagi seorang pria untuk membalas dendam….

Pada saat ini, katakata martabat yang tak terhitung jumlahnya muncul di benaknya.

Bagaimanapun, biarkan hidup saja dulu.

Hm.Lorenzo berbalik mendekat dan menatapnya, Bukankah dari awal lebih baik seperti ini?

Kamu ….Amarah Dewi hampir meledak, Sekarang, bisakah kamu membawaku pergi?

Belum.Lorenzo berlutut dan menatapnya sambil tersenyum, Jika aku menyelamatkanmu, bagaimana kamu akan membalasku?

Kamu ….Amarah Dewi hampir meledak, sudah memohon padanya, ia malah menuntut imbalan??

Begini saja….Lorenzo berlutut dan berkata dengan serius, Kamu bersumpah, aku akan membawamu pergi sekarang!

Matilah kau.” Dewi murka, Lebih baik mati daripada dipermalukan, aku lebih baik mati di sini daripada memohon padamu.

Lorenzo tersenyum dan mengangguk, “Punya pendirian!”

dia hendak pergi

atau kelak aku akan kembali untuk

marah hingga mengertakkan gigi dan mengutuk dengan marah, saat dia mengutuk, dia tidak merasa

terus berjalan keluar.

kutarik uratmu, kupas kulitmu,

selesai mengumpat, dia mulai berteriak.

ke pakaiannya dan masuk ke dalam roknya dan

buru–buru berteriak, “Selamatkan aku, selamatkan aku, bajingan L, selamatkan

balas

Dewi sudah

perlahan, meraih tikus

ada, masih ada ….”

di dadanya, sekujur

dengan kesal, “Matilah, aku

uh…” air mata Dewi jatuh, “Bajingan L, aku salah, cepat selamatkan aku….”

Lorenzo bersikukuh tetap pada tujuannya, “Setelah kamu bersumpah, aku akan

Kamu ….

menahan napas,

Dewi… bersumpah demi Tuhan, kelak aku pasti akan… membalas bajingan L… atas kebaikannya telah menyelamatkan hidupku. Jika tidak ada imbalan, aku janji akan menggantinya dengan tubuhku. Jika aku mengingkari kata–kataku, aku akan disambar petir

Tunggu sebentar.

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255