Bab 1916

Lorenzo melepas pakaian Dewi, membersihkan tikus, serangga, dan semut di tubuhnya, melepas mantelnya untuk membungkus tubuh mungilnya dan membawanya keluar dari gua ….

Pada saat ini, Dewi sudah pusing berat, sakit kepala membuat kepalanya terasa terbelah, darah menempel di lehernya, mengeluarkan bau amis yang menyengat ….

Berjalan keluar dari gua, embusan angin dingin menerpa Dewi, membuat dirinya sedikit tersadar, tangan kecilnya meraih kerah Lorenzo, mengerang lemah.

Tas ransel dan pasporku masih ada di rumah kayu….

Sejak awal sudah kusimpan.”

Saat Lorenzo bicara, sebuah mobil offroad melaju ke lereng bukit.

Lorenzo segera naik mobil bersama Dewi di gendongannya.

Karen merawat lukanya di dalam mobil. Setelah membalutnya, mobil mulai melaju menuruni

gunung…..

Dalam perjalanan menuruni gunung, hari sudah hampir subuh.

harapan dan

tidur nyenyak di pelukannya dan suasana

dan bersandar di pelukannya

dan masih ada darah dan noda yang belum dibersihkan, tapi dia sama

alangkah indahnya jika selamanya

dan buru–buru berkata, “Dulu Tabib Dewi mengalami cedera di bagian

“Benar, aku pernah melihat serpihan logamnya, saat itu bahkan minta

pecahan logam di otaknya, sepertinya menekan saraf

bahaya.” Karen buru–buru berkata, “Aku akan CT Scan

1/4

setibanya di rumah

memerintahkan dengan tegas, “Atur rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan lengkap dan

segera menelepon rumah

turun gunung, konvoi langsung menuju rumah sakit.

sudah lama menunggu di pintu, Lorenzo turun

ahli berkumpul dan menyapanya

menghiraukan mereka, melangkah ke rumah sakit sambil menggendong

menjelaskan kondisinya dan rumah sakit segera

para ahli untuk bersama–sama menganalisa rencana pengobatan untuk kondisi

keluar, sudah keesokan paginya.

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255