Bab 1947

“Memangnya kenapa kalau sama seperti Perjamuan Hongmen?” Lorenzo berkata angkuh, “Di dunia ini, tidak ada satu pun yang dapat menjebakku.”

Ia berkata ringan, namun penuh percaya diri.

Dalam sekejap, Dewi langsung merasa tenang. Benar juga, keterampilan orang ini begitu luar biasa, ia tidak akan mudah dijebak oleh orang lain.

Terlebih lagi, Negara Emron adalah wilayah kekuasaannya, bahkan Wakil Presiden pun tidak dapat berbuat apa-apa terhadapnya.

“Ada aku di sini, kamu tidak perlu mengkhawatirkan apa pun.”

Lorenzo mengelus rambut Dewi dan mencubit kecil wajahnya. Tatapannya penuh dengan kasih

sayang.

Sekarang, Dewi sedikit pun tidak menolak kemesraannya. Ia telah terbiasa dengan perlakuan Lorenzo terhadapnya. Ia melihat keluar jendela, hatinya gelisah….

Mobil pun berhenti di luar gedung kantor kepresidenan. Ketiga keluarga besar sudah berdiri di depan pintu menanti kedatangan Lorenzo.

Okky, Kepala pelayan di kantor kepresidenan datang dan membukakan pintu mobil mereka, dengan penuh hormat menyambut Lorenzo, “Selamat datang, Tuan Lorenzo!”

Lorenzo beranjak turun dari mobil dan mengangguk ke arahnya.

Dewi turun dari sisi lain mobil itu. Okky yang melihatnya tidak merasa terkejut, melainkan menyapanya dengan hormat.

awal ia sudah mengetahui

Lorenzo m genggama!

pun meletakkan tangannya ke dalam nzo, lalu

dipadukan dengan gaunnya yang begitu elegan, sama sekali tidak menghilangkan keanggunannya, malah membuatnya terlihat seperti peri

kurang memiliki etika dan sulit beradaptasi dalam acara seperti ini.

begitu natural, percaya diri, tanpa kepalsuan,

5

juga merasa terkejut. Kesan mereka terhadap Dewi terlihat begitu berbeda.

baru menyadari kalau

acara keramaian seperti ini, malah

Pangeran Willy, ia tetaplah seorang pangeran. Wajar jika Wakil Presiden mengundangnya dalam pesta perjamuan ini

acara perjamuan keempat keluarga besar, tidak memenuhi syarat untuk menghadiri perjamuan

ia dengan gugup bergegas

Willy langsung meninggalkan kastil Lorenzo dan tinggal di kastil lain, tidak menghubungi Dewi hingga

dengannya pada hari ini. Tatapannya terus

ia tidak berani membuka mulut untuk menyapanya.

“Willy!”

penuh percaya diri berinisiatif untuk menyapa Pangeran Willy

dengan gelisah. Setelah melihat ekspresi Lorenzo baik-baik saja, ia baru merasa

kenal dengan

Kingsley dengan tenang mengamati semuanya itu.

Wi “Benar,

namun Dewi dengan tenang mengakui,

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255