Bab 2084 Pertarungan Internal Istana

Setelah menutup telepon, Dewi memeriksa catatan teleponnya. Ada satu telepon tak terjawab, Lorenzo yang menelepon ketika ia berada di atas pesawat.

Hanya satu telepon, tak ada pesan lainnya.

Dewi ragu–ragu apakah harus meneleponnya kembali, tetapi teringat Lorenzo bertemu dengan Juliana kemarin malam dan tak menjelaskan apa pun padanya, maka ia tak ingin menjelaskan apa pun juga.

Ketika memikirkan hal ini, Dewi menyimpan ponselnya kembali dan menarik koper. Ia melangkahkan kaki berjalan keluar….

“Nona Dewi, ‘kan?”

Di saat ini, beberapa pria berpakaian setelah hitam menghalangi jalan Dewi, “Aku diutus Yang Mulia untuk menjemputmu, silakan sebelah sini.”

Sebelum Dewi kemari, Willy sendiri yang merekomendasikannya pada Raja. Raja mengirim orang untuk menjemputnya. Dewi datang ke Denmark sebagai dokter yang terhormat.

Jadi, wajar jika ada orang yang menjemputnya sekarang.

Namun, Dewi merasa ada yang aneh. Ketika ia ingin bertanya, beberapa orang itu langsung mengelilinginya dan mendesaknya masuk ke dalam mobil.

ada yang tidak beres, ia tidak bersedia naik mobil. Lalu, ia bicara dengan sikap waspada, “Pangeran Willy mengutus orang

perlu, naik mobil dulu saja.”

langsung mendorong Dewi ke

mengernyitkan kening, ketika ia ingin mengamuk. Tiba–tiba, terdengar suara familier, “Tabib

orang itu adalah Robin. Di belakangnya ada beberapa

militer tua.

dia adalah Tabib khusus yang diundang oleh Yang Mulia. Lebih baik aku yang mengantarnya saja, tak perlu merepotkan

merendahkan statusnya untuk memberi harga diri pada lawan bicara.

tidak bisa marah secara terang–terangan, tapi mereka juga punya tugas sendiri. Jadi,

meminta kalian menjemput Tabib ini ke Istana? Kenapa aku tak mendengar

itu berubah ketika berhadapan dengan perwira militer tua itu. Mereka lekas menundukkan kepala memberi

menghela napas lega, lalu membungkukkan punggung berterima kasih pada perwira. militer tua itu. “Terima kasih,

waktu untuk menangani hal–hal sepele seperti ini. Tak disangka, ada yang mencari kesempatan dalam kesempitan. Untung saja kamu mencariku tepat waktu,

tidak…

Yang Mulia sudah tua,

aku paham….”

lalu perwira militer tua itu pergi terlebih dulu. Sebelum

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255