Bab 2171 Harapan Hidup

Beberapa prajurit itu memintanya menunjukkan kartu identitas.

Dewi langsung berkata, “Kartu identitasku sudah diambil oleh Pak Franky. Pak Franky bilang pinggang Pangeran terus sakit, sehingga sekarang terus demam. Raja cemas akan terjadi sesuatu pada Pangeran, maka memintaku segera datang untuk memeriksa dulu. Pak Franky akan segera.

tiba.”

“Benar, benar, itulah gejala yang dialami Pangeran sekarang.”

Perwira tua itu berkata dengan tergesa–gesa.

Saat mendengar Dewi menyebut nama Pak Franky, juga mengatakan gejala dengan benar, beberapa prajurit itu tidak menghalanginya lagi, langsung membiarkannya masuk.

Dewi membawa kotak obat, mengikuti perwira tua itu berjalan masuk.

Saat berjalan, perwira tua itu mengeluh, “Haiz, seorang Pangeran yang begitu bermartabat, malah berakhir seperti ini, benar–benar menyedihkan!”

“Saat aku memeriksa terakhir kali, Pangeran masih bisa duduk, pinggangnya juga baik–baik saja, kenapa sekarang bisa jadi seperti ini?” Dewi bertanya dengan pelan.

tahu.” Perwira tua menggeleng dan menghela napas, “Mungkin hanya

adalah bawahan Pak Franky,

tua itu begitu bersimpati pada Willy, Dewi berpikir bahwa seharusnya dia

mengutusku untuk menjaga Pangeran di sini, tapi sejak penyakit Pangeran kambuh, kondisinya jadi semakin parah, sekarang sudah lumpuh dan berbaring di ranjang, dokter di rumah sakit

kelihatannya sudah kehilangan kepercayaan diri terhadap hidupnya. Raja takut akan terjadi sesuatu padanya, maka mengundang dokter dari luar untuk memeriksanya. Haiz, aku lihat kamu masih muda,

rasa, Raja juga hanya berpura–pura ….”

ucapan terakhir dengan sangat pelan, takut orang luar mendengarnya, tapi Dewi

merasa sangat kasihan pada Willy. Sekarang nasibnya memang membuat orang

1/3

melindungi Willy, bahkan tidak mencari tahu,

seperti mengkhawatirkannya, tapi kenyataannya, itu hanya memberi

peduli dengan hidup dan mati

juga tahu permasalahan di dalamnya, sudah putus asa terhadap

terlambat datang beberapa hari, mungkin Dewi benar–benar tidak

ini, Dewi merasa

barisan pepohonan, lalu

berjaga di sini, kelihatannya dijaga dengan sangat ketat,

tua tiba di luar bangsal. Saat hendak masuk, tiba–tiba terdengar suara hantaman yang sangat keras, kemudian terdengar suara teriakan Willy yang lemah, “Keluar!”

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255