Bab 2193 Dibantai

Dari awal hingga akhir. Raja Denmark tidak mengatakan sepatah kata pun pada Willy, dan Willy

tidak menatapnya…..

Kakek dan cucu seperti orang asing.

“Perlengkapan medis Denmark sangat tidak memadai!” Lorenzo mengangkat gelasnya dan menghela napas, “Terakhir kali aku melihatnya, dia masih bersemangat. Meskipun kakinya bermasalah, dia tetap seorang Pangeran yang anggun dan tenang. Tapi sekarang… haiz….”

“Penyakitnya sering kambuh, tidak pernah membaik.” Raja Denmark tampak tertekan, “Aku sudah meminta banyak dokter terkenal untuk memeriksanya, tapi semuanya tidak berhasil. Keterampilan medis Dewi lebih baik, mungkin dia akan membaik.”

“Tidak sia–sia memberinya panggilan Tabib Dewa legendaris.”

Saat membahas tentang keterampilan medis Dewi, Lorenzo sangat bangga, “Dulu aku keracunan parah, cari dokter terkenal, tapi tetap tidak ada hasil, dan dia yang menyembuhkanku.”

“Oh begitu….” Raja Denmark tampak terkejut, “Dulu aku dengar dia adalah Tabib Dewa, tapi aku tidak percaya karena usia Dewi yang masih muda, tidak terlihat punya keterampilan medis setinggi itu… Sekarang aku percaya. Kelak jika terjadi sesuatu, mohon bantuan kalian, jangan tolak ya!”

“Yang Mulia dalam keadaan sehat, wajah merah merona, mungkin tidak membutuhkannya.” Lorenzo tersenyum tipis, “Sebaliknya, Willy–lah yang sakit parah. Menurutku, Yang Mulia juga khawatir, ‘kan? Bagaimanapun, darah lebih kental daripada air.”

tentu saja.” Raja Denmark mengangguk berulang kali, “Dia juga adalah

membawanya pulang untuk diobati.” Lorenzo melanjutkan perkataannya, “Setelah beberapa bulan, aku akan

Raja Denmark mengangkat

merepotkan, cukup bayar biaya

membeku, obat apa yang dijual di dalam labu

ratusan juta Dolar.” Lorenzo berkata dengan wajah serius, “Dulu Willy yang bayar biaya pengobatan, tapi kali ini dia sakit di tempat Anda. Anda adalah

Denmark mengangguk berulang kali, buru- buru memerintahkan

“Istriku mata duitan. Uangku adalah uangnya, uangnya tetaplah uangnya. Transfer saja padanya, aku

cari Nona Dewi

kepalanya,

lama Anda sangat murah senyum.”

“Memang!”

Dewi,

gerbang Istana, menyuruh Willy agar merawat diri baik–baik, istirahat

sepertinya tidak punya dendam apa pun

merepotkan, Yang Mulia sudah bayar biaya pengobatan yang tinggi. Ini

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255