Ibu dari Selena, yaitu Maisha Osmond, pergi ketika Selena berusia delapan tahun. Hari itu adalah hari ulang tahun Arya. Selena pulang dengan penuh sukacita untuk mempersiapkan ulang tahun ayahnya, tetapi yang dia dapati justru surat cerai kedua orang tuanya.
Demi mengejar ibunya, Selena bahkan sampai terjatuh terguling dari tangga. Dia tidak menyadari sepatu yang sudah terlepas dari kakinya. Kemudian dia memeluk kaki Maisha dan terus menangis. “Ibu, jangan pergi!” serunya.
Wanita yang berpenampilan terhormat itu membelai pipi Selena yang lembut sambil berkata, “Maafkan Ibu.”
“Ibu, aku mendapat peringkat pertama di kelasku kali ini, Ibu belum melihat kertas ulanganku, itu perlu ditandatangani oleh orang tua.”
“Ibu, jangan tinggalkan aku. Aku tidak akan nakal. Aku berjanji tidak akan pergi ke taman bermain lagi, aku tidak akan membuatmu marah lagi, aku akan patuh, aku mohon … ”
Selena mengungkapkan ketidakrelaannya dengan rasa panik. Dia berharap wanita itu akan tetap tinggal. Maisha hanya memberitahunya bahwa pernikahannya dengan ayahnya tidak bahagia. Sekarang dia telah menemukan kebahagiaan sejatinya.
Selena melihat seorang pria yang tidak dikenalnya membantu ibunya memasukkan koper ke dalam mobil, lalu mereka pergi bergandengan tangan.
Selena mengejar mereka hingga sejauh ratusan meter dengan kaki telanjang, sampai dia pun terjatuh dengan keras di atas tanah. Lutut dan telapak kakinya terluka. Selena hanya bisa memandangi kepergian mobil yang selamanya tidak bisa dikejarnya itu tanpa berdaya.
Pada saat itu, dia tidak mengerti. Setelah tumbuh dewasa, dia baru mengetahui bahwa ibunya telah ketahuan berselingkuh oleh ayahnya, sehingga ibunya pun langsung mengajukan perceraian dan pergi dari rumah tanpa membawa harta apa pun, termasuk dirinya.
Selena sangat membenci ibunya dan tidak pernah berhubungan selama lebih dari sepuluh tahun dengannya, Selana bahkan pernah berpikir untuk tidak menemui ibunya lagi seumur hidup ini.
Namun, takdir benar-benar konyol. Pada akhirnya, Selena masih harus tunduk di hadapan ibunya itu.
Tenggorokan Selena seperti tersumbat sesuatu. Dia berdiri di sana tanpa bergerak sama sekali. Maisha juga tahu apa yang dipikirkan Selena, sehingga dia berinisiatif untuk bangkit berdiri dan menarik putrinya untuk duduk di sampingnya.
“Aku tahu kamu membenciku. Saat itu kamu masih kecil, banyak hal yang tidak seperti yang kamu pikirkan. Ibu tidak bisa menjelaskannya padamu. ”
Maisha mengulurkan tangan dan membelai wajah putrinya sambil berkata, “Putriku sudah dewasa. Nak, Ibu akan tinggal di sini cukup lama pada kepulangan kali ini. Ibu tahu telah terjadi sesuatu pada Keluarga Bennett. Tapi tidak apa-apa, Ibu akan menjagamu dengan baik.”
menyadari bahwa kebencian itu tiba-tiba terasa tidak berarti lagi saat terdengar kata “Ibu”. Selena pun memanggil
dua tahun lebih tua dari kamu, sebentar lagi dia akan datang untuk makan
baru ibunya, sehingga dia buru-buru menyela, “Ibu, kedatanganku kali ini semata-mata hanya karena masalah Ayah. Ibu tahu Keluarga Bennett sudah bangkrut, sekarang
suara yang tidak asing, “Nona Selena benar-benar kekurangan uang hingga harus
orang-orang yang muncul di depan pintu saat ini. Dia sungguh merasa tidak
kembali mempermainkan dirinya, dia tidak menyangka ibunya
dan ibunya kini telah
dan Harvey ketika hendak meminta uang kepada
ekspresi Selena yang gelisah, Harvey hanya tetap bersikap tenang dan
uwaa uwaa
canggung itu. Saat ini Selena memperhatikan
mulai menangis, Harley sudah menggendong salah
keluarga yang beranggotakan empat orang itu bagaikan menusuk mata Selena. Seandainya masih hidup, mungkin anaknya saat ini juga sudah sebesar
datang ke
berbagai cara.
sabar membujuk, “Anakku
gagah itu menggendong anak kecil sungguh menghangatkan hati. Dia terlihat lembut
meraih anak itu. Anehnya,
merah mudahnya melengkung ke atas. Anak
meraih bola bulu di topi Selena. Ekspresi wajah anak itu tampak begitu
oleh pisau. Keteguhan hatinya pun seakan hancur
bahwa Harvey mencintai dirinya. Harvey memperlakukannya
di tengah malam, Harvey mengganggu Selena dengan bergumam pelan di telinganya, “Seli, lahirkanlah
diinginkan pria itu? Meskipun belum lulus kuliah, Selena pun tetap bertekad untuk
Selena baru menyadari, selama menjalin kasih dengan dirinya, Harvey sering kali bepergian ke luar negeri untuk urusan bisnis. Ternyata, pada setiap kepergiannya
bergejolak lagi. Selena melemparkan anak itu kepada Harvey, kemudian langsung berlari ke dalam toilet tanpa
belum makan apa pun. Yang dia muntahkan hanyalah cairan bercampur darah, tampak gumpalan-gumpalan besar darah
About Antara Dendam dan Penyesalan by Jus Alpukat - Bab 4
Antara Dendam dan Penyesalan by Jus Alpukat is the best current series of the author Jus Alpukat . With the below Bab 4 content will make us lost in the world of love and hatred interchangeably, despite all the tricks to achieve the goal without any concern for the other half, and then regret. late. Please read chapter Bab 4 and update the next chapters of this series at booktrk.com