Maisha menatap Harvey dengan bingung. Dia tidak pernah mendengar kabar bahwa Harvey telah menikah.

“Tuan Harvey, kami telah tinggal di luar negeri selama bertahun-tahun dan tidak mengetahui berita di dalam negeri. Apa hubungan putriku dengan kamu?”

Harvey menatap Maisha dengan tenang, lalu berujar dengan wajah tanpa ekspresi, “Meskipun ada hubungan, itu sudah berlalu. Sekarang aku sedang dalam proses perceraian.”

Selena tidak menyangka bahwa ketulusannya selama bertahun-tahun hanya menjadi masa lalu yang terucap dari bibir Harvey.

Marah? Tentu saja Selena marah.

Yang lebih membuatnya patah hati adalah dirinya yang buta ini telah menganggap makhluk yang sadis bagaikan hewan itu sebagai harta yang berharga.

Selena mengeluarkan kotak cincin berlian, lalu melemparkannya dengan keras ke kepala Harvey sambil berkata, “Bajingan, berengsek! Hal yang paling aku sesali dalam hidupku adalah berhubungan denganmu. Besok jam sembilan kita ke Kantor Catatan Sipil. Yang tidak datang adalah pecundang!

Kotak itu menghantam kening Harvey hingga memerah, lalu benda itu terjatuh ke lantai. Cincin pun terlempar ke sisi kakinya. Kali ini Selena tidak lagi melirik Harvey sama sekali. Dia langsung menginjak cincin itu dan pergi setelah membanting pintu.

Selama dua tahun terakhir, Selena sudah mengalami banyak hal. Hal kali ini seperti menjadi puncak dari segala beban yang dia tanggung. Dia tidak bisa bertahan lebih lama lagi, akhirnya dia pun pingsan di pinggir jalan.

Melihat tetesan hujan yang tak henti-hentinya turun dari langit, dunia ini bagaikan sedang bermusuhan dengannya.

Dia merasa ingin mati saja.

Di dunia yang penuh tipu daya ini, dia tidak memiliki apa pun yang bisa dirindukan.

Saat terbangun lagi, Selena berada di sebuah kamar yang asing. Cahaya kuning yang hangat mengusir kegelapan, suhu hangat di ruangan itu terasa seperti musim kemarau.

“Kamu sudah bangun.”

Selena membuka matanya dan melihat mata Lewis yang lembut. “Kak Lewis, kamu yang menyelamatkanku?”

“Aku melihatmu pingsan di pinggir jalan saat aku pulang kerja, jadi aku bawa kamu pulang. Aku lihat bajumu basah kuyup, jadi aku suruh pembantu untuk mengganti bajumu.”

memiliki tatapan mata yang jernih, bersih, dan tulus,

kasih, Kak,” ujar

bubur, kamu minum air hangat

“Tidak perlu, Kak. Sudah larut malam, aku

bertubuh lemah, langsung terjatuh ke tanah saat kakinya baru saja menyentuh lantai. Lewis dengan cepat menolongnya berdiri, aroma

seperti deterjen pakaian yang dipakai di rumahnya.

memikirkan Harvey, pasti ada rasa sakit yang menusuk

Jika ingin hidup lebih lama, jangan terlalu memaksakan diri.” Lewis menasihati dengan lembut, “Anggap saja ini

tadinya bersinar, saat ini baru saja menunjukkan sedikit harapan. “Kalau

Sebenarnya Selena dan Lewis tidak sering berhubungan. Selena baru saja masuk tahun pertama kuliah saat Lewis sudah di tahun keempat. Lewis yang

terkenal. Dia jarang berada di kampus. Kemudian, Selena bertemu Lewis di rumah sakit. Setelah itu, barulah Selena dan Lewis

ini tidak bisa menjadi alasan bagi Selena

merasa perutnya sedikit lebih nyaman setelah makan bubur dan

sekarang sangat canggih. Kamu baru di stadium lanjut, beberapa pasien kanker stadium lanjut masih bisa hidup. Jadi kamu harus percaya pada dirimu sendiri. Kemoterapi adalah

berkata, “Aku juga mahasiswa kedokteran,

dan operasi sangat besar. Efek sampingnya memang

menahan air matanya agar tidak jatuh. Bibirnya bergetar dan suaranya gemetar saat berkata, “Tetapi … aku sudah tidak

Dia tidak bisa mengatakan apa pun saat melihat mata

beberapa saat, dia bertanya, “Selena, apakah tidak ada

sejenak, lalu

begitu, demi ayahmu, kamu juga harus hidup dengan

pahit sambil berkata, “Terima kasih, Kak. Aku sudah merasa tubuhku jauh lebih nyaman, aku tidak akan

lepas dari tangannya itu telah menghilang. Dia hendak mengatakan sesuatu, tetapi pada akhirnya

ke mana?

memanggil taksi, sebentar lagi akan tiba.” Selena menolak dengan tegas, sehingga Lewis pun hanya bisa setuju. Namun, Lewis memiliki pemikiran lain. Selena tampak sedih saat mengatakan hal itu tadi, sehingga Lewis takut Selena akan bunuh diri, jadi dia diam-diam mengikuti Selena

hujan telah berhenti, suhu udara tetap masih sangat

pria berpenampilan elegan yang telah lama menjadi topik utama di majalah ekonomi muncul di

hati, “Apa mungkin suami

Selena, menambah kesan kesedihan pada dirinya yang sudah terlihat pucat. Harvey secara tidak sadar mengangkat tangannya dan ingin menyelipkan rambut Selena ke belakang telinga, tetapi dia segera menahan keinginan

“Ada masalah?”

sorot mata yang dingin, seolah mengenali

kebangkrutan Keluarga Bennet ada hubungannya denganmu?” tanya

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255