Bab 48

Namun Harvey hanya bisa berkata, “Ayo jalan.”

Keduanya diam–diam saling mengerti, jadi tidak ada yang membahas masa lalu. Semua berkas

sudah disiapkan, mereka akan segera melakukan sidang perceraian.

Dari awal sampai saat ini, Selena tidak mengatakan sepatah kata pun kepada Harvey. Setelah Selena mengambil surat cerai, dia langsung berbalik dan pergi tanpa ragu. Akhirnya Harvey tidak bisa menahan diri dan bertanya, “Apa rencanamu ke depannya?”

Tetapi Selena tidak berbalik, dia hanya menjawab, “Bukan urusanmu, Tuan Harvey.”

Melihat salju jatuh di bahunya, Harvey ingin membersihkan, tapi uluran tangannya tiba–tiba

terhenti.

‘Apakah aku masih layak menyentuh Selena?‘ tanya Harvey dalam hati.

Harvey melepaskan Selena, semua untuk menuntaskan masalah ini.

Ketika melihat cuaca yang sangat cerah, Harvey teringat hari di mana mereka menerima akta nikah. Saat itu cuaca juga sama cerahnya dengan hari ini, Selena menggunakan gaun putih, dengan senyum yang sama menawannya.

“Semoga kita tidak perlu lagi datang ke tempat ini.”

“Tidak akan pernah.”

kalau kamu

saja aku. Orang yang sudah mati tidak

Harvey saat itu sangat membuat Selena

kata–kata itu baru tiga tahun

dirinya, tapi dia tidak berbalik, hanya terus berjalan

pada dirinya sendiri, jangan sampai perpisahan ini menjadi begitu menyedihkan.

ini dirinya tidak akan memiliki hubungan apa- apa lagi dengan

Selena mendengar Agatha berkata, “Harvey, selamat ya,

Keinginannya tercapai?

+15 BONUS

Benar, kalau Selena tidak berusaha bertahan, mungkin mereka sudah bercerai pada hari

Agatha terus berbicara, “Berkasku sudah siap semua,

nikah kita.”

mendengar jawaban Harvey. Mendengar perkataan Agatha

dicabik, terasa menyesakkan.

sambil bertanya dengan lembut, “Apakah kamu baik- baik

“Aku tidak apa–apa.”

memedulikan dirinya sendiri, sedangkan Harvey terus menundukkan kepalanya. Pohon besar

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255