Bab 149
Dia tidak dapat melihat ekspresinya dengan jelas, tetapi dia yakin bahwa pria itu
tersenyum.
Setelah selesai berbicara, dia menatap Chandra dengan dingin, “Perahu cepatnya belum siap?”
Dia tidak akan pernah membiarkan Selena pergi. Begitu selesai berbicara, tiba–tiba
matanya menggelap dan tubuhnya ambruk.
Beberapa hari ini, Harvey sama sekali tidak tidur, tidak makan, dan sedang mengalami demam tinggi, jadi tidak mengherankan jika dia pingsan.
Chandra melihat perahu cepat yang semakin menjauh dan menghela napas dengan sedih.
Nyonya, larilah.
Perkataan Harvey terus terputar di pikirannya, bahkan setelah perahu cepat itu sudah jauh pergi, tubuhnya tetap tidak bisa terasa hangat.
Dia duduk bergelung di tempatnya, seakan–akan jiwanya sudah terisap habis.
George berjongkok di depannya dan menyodorokan segelas teh susu yang hanya terasa hangat sesaat, “Kalau kau takut, aku bisa mengantarmu pulang.”
Selena minum seteguk dan kegelapan dalam hatinya sedikit memudar karena manisnya minuman itu.
“Aku tidak ingin pulang,” ucap Selena Bennett sambil menggenggam cangkir teh susu erat bagaikan seekor anjing kecil terlantar yang sangat malang.
“Dia akan mengurungku dan tidak akan membiarkanku keluar dari ruangan itu.”
George mengernyitkan kéningnya, tatapannya terlihat sedikit bingung. ·
dia sudah menemukan pasangan baru, mengapa dia masih
sebuah obseci
dia juga hingga Ayahku
seperti ini
hingga tidak bisa bernapas, “Aku seharusnya tidak
akhirnya, aku
dan masuk ke dalam masalah ini sendiri. Aku sungguh tidak
ingin membuat Harvey terjebak dalam kesedihan seumur hidupnya. Namun, siapa sangka dia malah mempertaruhkan nyawanya sendiri untuk
kilogram.
hanyalah orang tak berguna yang lebih banyak gagalnya daripada berhasil.
daripada terus dihantui mimpi buruk
darinya seperti
meraih tangannya dan mengelus kepala
kasihan.
berhati baik dan kau tidak salah,
tidak adil padamu.”
tak
sekarang.
kita tidak mudah ditemukan. Kau
ratusan pulau di wilayah kepulauan ini. Bahkan
sangatlah solid. Selama
seumur hidupnya. Lalu, seiring waktu, dia pasti
melupakannya.”
benar–benar seperti itu?
menutup matanya dan melihat mata Harvey yang penuh dengan kebencian.
“Ah!”
terbangun lagi di tengah malam, sudah dua hari
dan dia terus mengalami mimpi buruk.
Read Antara Dendam dan Penyesalan by Jus Alpukat Bab 149 - the best manga of 2020
Of the Jus Alpukat stories I have ever read, perhaps the most impressive thing is Antara Dendam dan Penyesalan by Jus Alpukat . The story is too good, leaving me with many doubts. Currently the manga has been translated to Bab 149. Let's read now the author's Antara Dendam dan Penyesalan by Jus Alpukat Jus Alpukat story right here