Bab 191 

Keluarga Sutanto membuat kekayaannya melalui dunia mafia seratus tahun yang lalu, dan pada generasi ayah Widopo, William, dia memilih untuk mencuci tangannya dan bertobat. 

Meski berhasil membuat nama keluarga menjadi baik, kekuatan Keluarga Sutanto di dunia mafia tetap tidak bisa diremehkan. 

Oleh karena itu, Keluarga Sutanto mungkin tidak sekaya Keluarga Costan, Keluarga Gandhi, dan keluarga konglomerat lainnya, tetap saja sangat sedikit orang yang mau bermusuhan dengan keluarga Sutanto. 

Lagi pula, tidak apa-apa bagi orang kaya untuk kehilangan sedikit uang, tetapi jika dia secara tidak sengaja kehilangan lengan atau kakinya, dia akan kehilangan banyak uang. 

Bocah di hadapannya, tidak memiliki rasa takut sedikit pun pada sepasang mata coklat yang menatapnya melalui lensa transparan. 

EN 

Widopo telah melihat banyak pria panik di depannya bahkan hingga mengompol. 

Tapi ini adalah pertama kalinya dia melihat seorang wanita yang berani menatap matanya dan bertanya dengan begitu tenang. 

Segera, Widopo sedikit bermain-main dengan wanita yang menyamar sebagai laki-laki itu. 

Widopo berjalan di depan Samara dan melepas kacamata berbingkai emas di pangkal hidungnya, dan menemukan bahwa mata di balik lensa itu sangat indah, seperti sejenis rusa yang tersesat di kedalaman hutan, membuat orang merasa jelas dan keras kepala. 

Wanita ini… 

wanita yang baru saja

Samara berdegup kencang.

telah bersamanya selama bertahun-tahun, dan

dia mengenali yang

wanita yang menyamar

bahwa wawasan Widopo

sekali..” Jari Widopo mencubit dagu Samara, “Sepertinya

Widopo, namun memberikan ilusi yang

adalah serigala yang menentukan.

di depannya membuat Samara merasa seperti ular dengan racun

Samara sudah tahu bahwa Widopo akan lebih sulit

dia tidak akan bisa keluar dari

dia menarik napas dalam-dalam.

bisa menebaknya, saya seharusnya tidak mendengarkannya, tapi saya telah mendengarnya, apabila saya mengumumkan kepada publik bahwa Anda sebenarnya sakit parah dan akan segera mati, situasi di dalam dan

Mendengar suara itu. 

lengan kanannya dengan sekali klik.

tidak akan ada yang tahu,”

Samara sakit, tapi mata coklatnya sedikit bingung, dan dia bahkan

sekarang. Jika kamu ingin saya mati, itu hampir seperti meremas seekor semut.” Mulut Samara berkedut dingin. “Tapi jika saya mati, Tuan mudamu tidak punya banyak waktu, jadi dia juga

yang dia keluarkan sangat mengejutkan, membuat orang tidak

muda kami akan hidup seratus tahun, dan kamu bisa mengutuknya sesuka

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255