Bab 184 

Samara menyela dengan dingin, “Timothy, apakah kamu sedany memintaku untuk menjual diriku sendiri?” 

“Bos, bukan itu maksudku, Asta juga belum pernah melihat wajah aslimu, kamu tidak termasuk sedang menjual kecantikanmu ...” 

“Masih berbicara, apakah kamu percaya saya bisa memotong lidahmu?” 

“Saya hanya mengatakannya saja.” Timothy mengerutkan bibirnya dan tampak sedih, “Bukankah kamu ini terlalu kejam?” 

“Jangan pernah berbicara tentang itu dihadapanku lagi.” Samara sedikit menyipitkan mata coklatnya, dan berkata dengan ringan, “Yang tak bisa didapat selalu diperjuangkan, dan apa yang Asta lakukan padaku sekarang, mungkin hanya untuk membuatku terkesan. 

Dan suatu hari saat dia benar–benar mendapatkan saya, dia mungkin tidak lagi menghargaiku. 

Jika seorang wanita selalu bergantung pada pria, itu seperti pohon anggur yang terus melilit pada pohon, saal pohon itu tidak lagi memberikan nutrisi, pohon anggur yang melilitnya juga akan segera layu dan mati...” 

Suara Samara jernih dan lembut, tetapi setiap kata yang dia ucapkan begitu dalam. 

Timotius tercengang. 

Wanita yang bisa membuatnya Timothy menundukkan kepalanya dengan patuh benar–benar bukan wanita biasa. 

“Ada rumor bahwa buah darah naga akan dilelang dalam pelelangan baru baru ini.” Timothy melanjutkan laporan pekerjaannya, “Saya akan menghadiri pelelangan ini dan mencoba mendapatkan buah darah naga.” 

saya akan selamat.”

dan keluar dari kamarnya, dia melihat tiga anak kecil yang sudah duduk rapi di meja

untuk makan

mengangkat tutup panci yang berwarna kuning, dan aroma kuat dari tomat dan daging sapi yang gemuk meluap, dan Samara, serta Oliver dan Olivia yang melihatnya merasa cacing rakus dalam perutnya

“Terima kasih sayang––” 

kursi

begitu dia duduk, dia menemukan bahwa Oliver dan Olivia yang baru saja menunjukkan wajah cerah tiba–tiba menjadi

ada apa dengan kalian?” Samara bertanya

 

dengan sebutan sayangku lalu saya tuan kecil ini bukan?” Oliver cemberut dan berkata dengan

juga mengedipkan matanya yang besar secara tiba–tiba, dan berkata dengan sedih: “Saya... apa saya

kedua anak ini cemburu karena dia memanggil Javier dengan sebutan sayang.

Oliver dan Olivia sambil berkata dan tersenyum, “Siapa yang bilang saya tidak memanggil kalian sayangku, kalian semua adalah

wajah Oliver dan Olivia sedikit membaik

sambil mengeluh dalam hatinya, ibunya

laut. 

mengeluh, dia tidak membenci Oliver dan Olivia.

Sebaliknya...... 

santai dan nyaman bersama dengan

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255