Bab 232

Samara sangat terkejut, tidak menduga Asta bisa menebak dengan begitu tepat masalah yang sedang dia hadapi.

Dia menunduk dan berpikir sejenak, lalu berkata: “Besok saya akan pergi ke Kota Lira, mungkin ada 10 hari saya tidak berada di Kota Metro. Tidak ada yang menjaga Xavier, jadi saya bermaksud menitipnya di sini.” 

Kekuatan Keluarga Saputro berada di Kota Lira. 

Dia sendiri juga tidak jelas kapan baru bisa pulang dan apakah bisa pulang dengan selamat, dia mengatakan batas waktu 10 hari agar Asta tidak curiga. 

 

Asta menghentikan gerakan mempermainkan tangannya, dengan serius menatapnya: “Selain itu masih ada yang lain?” 

“Tidak ada lagi.” 

“Saya ada.” 

“Ngg?” 

Samara menatapnya dengan perasaan tidak mengerti. 

Telapak tangan Asta tetap menggenggam erat tangan kecilnya, sekali lagi mendorongnya sampai jatuh ke sofa, bayangan tubuhnya yang panjang menekan kuat kepadanya. Dalam mata lelaki itu terlihat perasaannya yang campur aduk bahkan suaranya berubah menjadi parau: “Jangan menggoda lelaki lain, jangan lupa memikirkan saya, saya biarkan dirimu terlibat dengan masalah yang berbahaya.....” 

Hatinya tercekat, dengan nafas tidak teratur Samara mengangkat wajah kecilnya dan menatap Asta dengan curiga. 

yang menyebabkan dia

bergetar tetapi akhirnya tidak sepatah katapun

Asta berubah menjadi semakin gelap, dia melancarkan tenggorokannya yang tegang lalu dengan jari tangannya yang kasar

masih saja

dia masih enggan untuk percaya

saja, timbul keinginan Asta untuk menghukum

garang hingga Samara gemetar dan menciut, Samara baru saja berniat melarikan diri dari belenggu Asta tetapi

Digigit.

Diisap pelan pelan. 

telah menggunakan cara penaklukan yang paling primitif, menindas dengan ganas mulut kecilnya yang

dengan kencang seperti hendak meledak.

ada bedanya dengan binatang liar, sebelumnya dia telah membelitnya dengan ciuman ringan selama lebih dari setengah jam, sekarang masih bisa memeluknya dan tidak henti hentinya mencium bibirnya

 

buruk adalah.......

sama sekali tidak menolak ciumannya, hatinya telah goyah oleh perasaan

apakah dia tidak bisa menolak, Atau....tidak ingin

menjadi

pagi

pertamanya adalah mulut

terhitung pria sejati, tidak menyentuhnya dalam situasi yang tidak diizinkan olehnya. Tetapi yang mengenaskan adalah bibirnya telah berubah bentuk karena dicium

baru menggerakkan badannya, tiba tiba telah diraih oleh lengan panjang Asta

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255