Bab 234

Paras wanita di depannya biasa biasa saja tetapi pembawaannya sangat tenang dan tidak mudah terprovokasi, seperti ada selapis aura yang sangat kuat menyelimuti, menyebabkan orang tidak berani memandang ringan terhadapnya.

Kemudian, para penjaga keamanan meletakkan pentungan listrik. 

Tidak lama kemudian.

Seorang pria berusia 50 tahunan memakai baju koko berwarna abu berjalan keluar, langkah kakinya sangat tergesa gesa, begitu melihat Samara langsung bertanya: “Apakah kamu adalah..... Tabib sakti Wijaya? Silahkan, Tuan rumah kami sudah lama menunggu Anda.”

 

“Iya.” 

Bahkan dia bermarga Wijaya juga tahu? 

Dalam hati Samara terkejut. 

Benar saja seperti dugaannya, Daniel Saputro berhasil membobol Firewall yang dibangun Javier dan sudah mengetahui identitas aslinya. 

Daripada menunggu Daniel mencari sandera untuk memaksanya, lebih baik dia menggunakan dirinya sendiri sebagai sandera, untuk mengurangi resiko Javier dan 

Xavier terlibat kedalamya. 

Pria itu memperkenalkan diri bernama Pak Damar, dia adalah pengurus rumah tangga Keluarga Saputro, dia berkata sambil menunjukkan jalan kepada Samara, memasuki pekarangan rumah yang besar dan megah itu. 

sama megah dan menakjubkan, sembarangan pohon di dalam pekarangan itu merupakan barang berharga yang bisa bernilai lebih dari 1 miliar, lukisan yang tergantung di dalam rumah semuanya

diantaranya sampai termangu–mangu melihat semua

berjalan cukup

kakinya terasa pegal, barulah mereka sampai di rumah

ruang penyambutan tamu.

teh dan cemilan

membungkukkan badan dan berkata: “Saya akan

sambil lanjut mengawasi

pekarangannya malah memberi kesan seperti sebuah penjara yang aneh, suasana di dalamnya mernbuat orang tertekan dan merasa

Dengan cepat

suara langkah kaki

menggunakan kursi roda, pikirannya masih berkutat tentang bagaimana mendapatkan Buah Darah

Tetapi—— 

muncul di

paruh baya yang sakit sakitan dan badan membengkak, tetapi dia melihat seorang wanita anggun

 

mencetak postur tubuhnya yang langsing, sebuah selendang bulu binatang berwarna putih melingkar di pundaknya. Wajahnya yang selalu menunduk kelihatan polos dan minta dikasihani, seperti seekor rusa

Imran tertawa dengan anggun,” Apakah kamu tahu saya telah lama mencarimu, sungguh sulit menemukanmu.”

Samara mengutuknya. 

menghamburkan uang 1 triliun untuk mencarinya bukan Daniel Saputro?

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255