Bab 82 

Samara menghela nafas tenang, lalu menjawab panggilan dengan membelakangi cermin. 

“Bu, ini saya.” 

Samara yang sedang menggosok bibirnya yang merah dan bengkak, berkata dengan santai, “Timothy, ada apa kamu mencariku?” 

Timothy yang hidup sclalu santai, suaranya sangat jarang terdengar serius: “Sejak minggu ini, Perusahaan Farmasi Wijaya dari keluarga Wijaya telah memburu personil R&D Perusahaan Farmasi Intermega kita, dan tiga dari mereka telah mengajukan pengunduran diri dari saya hari ini.” 

“Saya tidak menyangka dengan kepergian saya selama beberapa tahun ini, tidak hanya kinerja Perusahaan Farmasi Wijaya saja yang turun, namun tindakan mereka juga tercela.” 

Mata Samara menyipit, lalu dia mengetuk meja marmer dengan jarinya. 

“Bu, apakah kita perlu...” 

“Tidak perlu mengambil tindakan, saya belum tahu trik Heru.” Samara meledek: “Perusahaan Farmasi Wijaya adalah kerja keras kakekku, namun sekarang semuanya menjadi kacau, dan benar–benar membutuhkan bantuan. . 

Saya tidak ingin Perusahaan Farmasi Wijaya bangkrut akibat Heru dan Emma sebelum saya mendapatkan kembali semua kerja keras kakekku.” 

Justru karena berurusan dengan keluarga Wijaya, makanya Timothy ragu untuk meminta bantuan dari Samara. 

Meskipun dia tidak tahu apa yang terjadi pada Samara lima atau enam tahun yang lalu, namun yang jelas itu bukan hal baik. 

Herli, masih ada satu anggota keluarga Wijaya yang perlu

sedang menyelidikimu, dan sikapnya

sekali bertemu

begitu, apakah dia?”

Samara menyela Timothy, bibirnya yang merah berkata santai: “Di dalam hatinya, saya sejak lama sudah mati dalam kebakaran itu. Bahkan jika dia merasa saya sangat familiar, takutnya bahkan mati pun dia udak akan teringat padaku, saya

lapannya seperti ini 

menyelidikimu, apakah

Timothy membuat Samara menjadi tak yakin dengan pemikirannya tadi

mengetahuinya.” Mata Samara menyipit, dan suaranya pun menjadi dingin: “Bahkan jika dia menemukannya setelah mundur sepuluh ribu Langkah, lalu kenapa?”

merasa kurang keren lalu

Sangat gila! 

Sangat bangga! 

secara hiperbola, karena dia tahu lebih baik dari siapa pun bahwa Samara

anggur merah untuk dirinya, lalu dia

Keluarga Wijaya. 

dendamnya dan juga bekas lukanya.

proses untuk membalas dendam, yang juga sama dengan mengupas penipuannya selama beberapa

Sangat bagus. 

ingin meninggalkan beberapa waktu mereka untuk bertahan

Kediaman Costan. 

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255