Bab 404 Apa Kamu Tidak Takut Kena Penyakit

“Hmm, aku sudah pergi, Juga sudah direkrut,” kata Ardika sambil tersenyum.

Setelah mendengar ucapan suaminya, Luna baru menghela napas lega. Kemudian, dia mulai memarahi Ardika lagi. “Karena kamu sudah direkrut, kenapa kamu nggak berkerja dengan baik? Kenapa kamu malah berkeliaran sesuka hatimu? Itu adalah sebuah perusahaan, bukan rumah!”

Mengingat istrinya memilih untuk menyembunyikan kebenaran demi menjaga harga dirinya, Ardika menatap istrinya dengan tatapan penuh kasih sayang.

“Karena aku sudah naik jabatan menjadi manajer departemen keamanan. Sebagai seorang atasan, waktu bekerjaku lebih bebas.”

“Benarkah? Di hari pertama kamu bekerja, kamu sudah naik jabatan menjadi manajer departemen

keamanan.”

Pertanyaan demi pertanyaan berputar–putar dalam benak Luna. Memanfaatkan kesempatan saat Ardika pergi ke kamar kecil, diam–diam dia menelepon Tina untuk menanyakan kondisi Ardika di perusahaan kepada sahabatnya itu.

Dia mengira Tina begitu menjaga Ardika karena mempertimbangkan dirinya.

Hal ini membuatnya sangat tidak enak hati pada sahabatnya itu.

Dia hanya berharap sahabatnya mengatur sebuah pekerjaan yang paling sederhana untuk Ardika, biarpun suaminya hanya menjadi seorang petugas keamanan biasa juga sudah cukup baginya.

Pada akhirnya, Tina malah menempatkan suaminya di posisi manajer departemen keamanan. Dia merasa dirinya sudah berutang budi besar pada sahabatnya itu.

“Luna, aku juga baru tahu, begitu sampai di departemen keamanan, Ardika sudah menghajar dan menundukkan puluhan petugas keamanan perusahaan kami. Mungkin sebagai bentuk penghargaan. pada orang yang berbakat, ayahku mengangkatnya menjadi manajer.”

“Huh, kali ini dia benar–benar beruntung!”

tetap tidak menyukai Ardika.

berkelahi bukan apa–apa.

ya. Terima kasih, Tina. Nanti

harus berkata apa,

Ardika mendapat pengakuan

+15 BONUS

tempat yang tepat,

harus pergi memberi

panggilan telepon dengan

tidak tahu apa–apa mengerutkan keningnya.

sahabatnya pasti akan baik–baik saja. Jadi, Luna memilih

tangan dengan Ardika dan pulang ke

sambungan teleponnya dengan Luna, Tinal keluar dari mobil dan

pada resepsionis di

mengambil teleponnya dengan cemas dan menanyakan di mana Edrik berada sekarang. Kemudian, dia memberi tahu

informasi di mana keberadaan Edrik sekarang, Tina langsung berjalan pergi tanpa menoleh ke belakang.

“Brak!”

ruangannya, Edrik melemparkan ponselnya ke lantai hingga hancur

Memangnya kemampuan apa yang dimilikinya sampai–sampai dia bisa menjadi manajer

hanya itu, Ayah memberhentikanmu dan menaikkan jabatan wanita jalang yang

itu. Apa Ayah sengaja mempermalukanku?!”

besar, Velove yang berdiri di hadapannya menunjukkan ekspresi menyedihkan. Wanita itu terus menyeka air matanya.

sementara waktu. Jangan khawatir, aku

sangat baik.”

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255