Bab 450 Ponsel Cadangan Luna

Melihat Luna tidak menyalahkannya, Tina merasa agak tenang.

Dia mulai memikirkan solusi untuk menyelesaikan masalah yang mereka hadapi saat ini.

“Edrik menyuap Yoga dan berencana untuk menjadikanku sebagai pengkhianat, mungkin karena merasakan tekanan yang sangat besar dari Titus. Dia ingin menjadikanku sebagai kambing hitam. Dengan begitu, Titus akan membunuhku.”

Tina menganalisis situasi saat ini dengan tenang.

“Saat Titus hendak membunuhmu, kamu bisa memberi penjelasan padanya, paling nggak memintanya

untuk melakukan penyelidikan terlebih dahulu.”

Luna tidak tahu siapa Titus.

Namun, melalui kata–kata yang keluar dari mulut Tina, dia menangkap orang itu berdiri di posisi netral.

Luna menggelengkan kepalanya dan berkata, “Titus hanya setia pada ayahku. Aku belum pernah bertemu dengannya. Dalam lubuk hatinya, Edrik jauh lebih bisa dipercayai dibandingkan aku. Paling

nggak, ayah kandung Edrik yang sudah meninggal adalah teman lamanya.”

“Selain itu, sebelumnya anak buahku di Kota Banyuli juga sudah melaporkan padaku, nggak tahu kenapa Titus nggak membunuh Ardika, tapi malah pergi ke Vila Lacosta. Kalau bukan karena Billy melarikan diri

dengan cepat, mungkin pria itu sudah mati di tangannya.”

dalam Grup Lautan Berlian

nggak akan

baru tahu sebelumnya Titus sudah menemui Ardika di pusat penahanan. Saking terkejutnya, dia

dan berkata, “Tapi, walau Edrik ingin menuduhku dan menjebakku, dia juga nggak akan

melepaskan Ardika.”

Edrik sudah cukup dalam,

sudah mengerti mengapa sebelumnya Edrik

Ardika.

tampak jelas di mata Luna.

bergetar, “Kalau begitu, apa kamu bisa menghubungi anggota Grup Lautan Berlian lainnya dan meminta mereka

Tina menggelengkan kepalanya.

sudah disita dan nggak bisa menghubungi dunia luar, biarpun bisa, aku juga nggak tahu harus menghubungi siapa. Kini, aku sudah nggak tahu lagi siapa anggota

oleh

dia tidak berani memercayai seorang pun dari anggota Grup Lautan Berlian

bagaimana caranya melarikan diri dari tempat ini. Aku

aku memang sudah bersiap untuk mati kapan saja. Tapi, Luna, kamu adalah sahabat terbaikku. Aku nggak bisa membiarkan sesuatu yang

keras memikirkan

sedikit memerah.

kamera pengawasan, alat perekam suara dan semacamnya, dia baru melepaskan jaketnya, lalu mengulurkan tangannya ke balik bra–nya

seperti itu dan menyimpannya

pemandangan itu, Tina

dengan jelas, dia pasti akan

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255