Menantu Pahlawan Negara by Sarjana
Chapter 707
Bab 707 Apa Aku Sudah Mengizinkan Kalian Pergi
“Panggil pengawal! Aku mau dia hidup dalam penyesalan karena sudah melayangkan satu tamparan ke wajahku ini!”
Lea mengucapkan beberapa patah kata itu dengan gigi terkatup.
Nada bicaranya terdengar sedingin es.
Dia sudah menggila saking kesalnya.
Sebagai Nona Keluarga Misra, selama ini yang didapatkannya hanyalah kasih sayang dan cinta.
Bahkan tetua dalam keluarganya juga tidak tega memarahinya dengan volume suara tinggi.
Marah saja tidak tega, bagaimana mungkin mereka tega memukulnya?
Namun hari ini di bawah tatapan banyak orang, Ardika malah melayangkan satu tamparan ke wajahnya!
Dia tidak pernah dipermalukan seperti ini!
Ekspresi kebanyakan orang sedikit berubah. Mereka terkejut mendengar pernyataan Nona Keluarga Misra itu.
Mereka bisa mendengar dengan jelas seberapa dalam kebencian Lea pada Ardika dari ucapan
wanita itu.
Sementara itu, Ardika bukan hanya tidak terkejut, sebaliknya dia berjalan menghampiri Lea sambil tersenyum.
“Kalau begitu, sepertinya aku harus melayangkan beberapa tamparan ke wajahmu lagi agar aku cukup puas?”
Semua orang langsung tersentak mendengar ucapan Ardika.
Idiot itu benar–benar semena–mena dalam bertindak!
“Kamu benar–benar cari mati!”
Lea juga menggertakkan giginya, tetapi secara refleks dia malah melangkah mundur.
dia memukul orang, nggak melanggar hukum. Ada saja cara untuk memberi
adalah Nona Keluarga Misra, sedangkan dia bukan
1/3
turun tangan sendiri untuk memberinya pelajaran.”
orang lain saja untuk memberinya pelajaran….”
pria dan wanita yang berada di
Lea.
yang terasa panas
menenangkan dirinya, dia juga merasa kalau kejadian dirinya terlibat dalam perselisihan dengan idiot tersebar luas
ganti pakaian dulu!”
mereka berbalik dan hendak pergi. Mereka bahkan tidak berencana untuk berpartisipasi dalam perjamuan malam itu lagi.
Apa aku sudah mengizinkan kalian untuk pergi?”
ini, Ardika malah
siapa? Apa kami membutuhkan izinmu untuk pergi?”
kamu bisa
dan yang lainnya menoleh, ekspresi kesal sekaligus marah tampak jelas di wajah mereka.
hormat oleh orang
yang berada di sekeliling tempat itu juga
masalah ini dan pergi
malah menahan
benar–benar bernyali
jangan
rendah. Dia tidak ingin Ardika terlibat
bisa dibiarkan berlalu begitu
Cepat minta maaf pada
“Kamu ….
langsung marah besar, lalu tertawa
ribu dari dompetnya, lalu melemparkannya ke kaki Ardika dan berkata, “Mau memerasku, ya? Nah!
kekenyangan es krim!”
tolong jaga tutur katamu! Dari awal, kamu yang telah menyenggol Livy
enak didengar yang keluar dari mulut Jonas,
tersulut.
Read Menantu Pahlawan Negara by Sarjana Chapter 707
Novel Menantu Pahlawan Negara by Sarjana has been updated Chapter 707 with many climactic developments What makes this series so special is the names of the characters ^^. If you are a fan of the author Sarjana, you will love reading it! I'm sure you won't be disappointed when you read. Let's read the novel Menantu Pahlawan Negara by Sarjana Chapter 707 now HERE.
Reading Novel Menantu Pahlawan Negara by Sarjana Chapter 707
Chapter 707 novel Menantu Pahlawan Negara by Sarjana