Bab 213 

Darah menyembur ke otaknya saat pipinya berubah merah padam, dan Tasya membeku karena tindakan Elan. 

Yang dia rasakan hanyalah ciuman hangat yang ditinggalkan Elan di bibirnya. Elan melakukannya untuk menunjukkan pada Tasya bahwa dia tidak akan memandang rendah Tasya dan tenggelam dalam ciuman yang dalam itu. 

Pikiran Tasya berubah kosong saat dia membiarkan Elan mengendalikannya. 

Ketika Elan melepaskannya, dia menempelkan dahinya ke dahi Tasya dan mengucapkan dengan suara lembut dan serak, “Tasya, dengarlah, aku tidak membencimu, jadi kamu juga tidak bisa membenciku. Aku tidak peduli dengan masa lalumu itu; aku hanya ingin berada di masa depanmu.” 

Pada saat itu, Tasya merasa sangat tersipu. Dia mendorong Elan menjauh sekuat tenaga dan memelototinya. Apa dia gila?

Mereka berada di pintu masuk kantor. Jika ada yang melihat mereka, dia tidak akan pernah bisa memulihkan kesalahpahaman ini. 

“Aku memperingatkanmu, Elan.” Tasya tiba–tiba mengancam. 

“Sebaiknya kamu tidak menyentuhku, atau yang lain...” 

“Kamu akan menikah denganku,” seringai Elan, menyelesaikan kalimatnya atas nama Tasya. 

tercengang. Untuk seketika Tasya tidak tahu apa yang harus dia katakan untuk membantah Elan, jadi dia berbalik

ini, Elan tidak mengejarnya lagi. Tasya sudah cukup tenang saat itu, dan dia percaya bahwa Tasya tidak akan memiliki pikiran untuk

sisi lain, Tasya duduk di sebuah kafe dengan wajah merah padam.

melihat kami sebelumnya, kan?

diam–diam berdoa agar tidak ada yang melihat mereka berciuman. Kalau tidak, dia tidak

memanfaatkannya terlepas dari kesempatan yang ada, dan dia adalah orang yang

kopinya disajikan, Tasya menyesapnya sedikit. Mereka saat ini sedang melewati akhir musim panas, jadi secangkir kopi es sudah cukup untuk menenangkan sarafnya. Ledakan kemarahannya yang tiba

kesal. Bagaimanapun, dia hanya

telpon dari ayahnya. Dia tidak pernah menyaka untuk menyakiti

Tasya menjawab telepon itu.

padamu dan Elsa? Apa kalian berdua bertengkar?” Frans bertanya

dan aku tidak sengaja

berbicara. “Tasya! Apa kamu mencoba melukai putriku? Apa kamu senang sekarang karena wajahnya

itu, Tasya mengerutkan alisnya.

bekerja selama dua hari, namun

berkata–kata memutar matanya. Pingkan bertindak seperti

itu tentang bagaimana dia memfitnahku

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255