Ruang Untukmu 

Bab 303 

Alanna agak lengah saat lasya membantahnya tanpa perlu berpikir dua kali dan itu membuat Alanna bertanya-tanya dalam hati, Apa mungkin dia benarbenar tidak menyukai Elan? Apa ini artinya dia tidak akan menghalangiku?” 

“Maafkan saya karena saya sudah bersikap lancang,” Alanna buru-buru meminta maaf.

“Tidak apa-apa,” kata Tasya sembari tersenyum dengan bibir mengerucut saat dia mengambil cangkir tehnya. “Kalau begitu saya akan kembali ke kantor.”

Tatapan Alanna terlihat menggelap begitu Tasya meninggalkan sepen. Dia bertanya-tanya apa alasan Tasya menolak menjalin hubungan dengan Elan karena dia berhati-hati atau dia memang tidak menyukai pria itu. Bagaimanapun, tidak ada yang bisa mengganggu rencananya. Alanna mengakui kalau Tasya itu wanita yang cantik, tetapi Alanna meyakini kalau dirinya bisa memenangkan hati Elan. Dia akan telrihat sebaik mungkin saat malam malam bersama Lukas dan Elan malam ini.

Tasya baru saja kembali ke kantor saat teleponnya mulai berdering lagi. Menerima teleponnya, wanita itu berbicara di telepon, “Halo?”

Suara Elan terdengar dari ujung telepon yang lain, “Ayo naik sebentar.”

“Sudah hampir waktunya bagi saya untuk keluar dari pekerjaan.”

“Ini tentang pekerjaan.”

Tasya jelas-jelas tidak mungkin memercayai pria itu dan berkata, “Kita bicarakan besok.”

apa kamu bisa menunjukkan sedikit rasa hormat pada bosmu?” Elan

benar-benar tidak mau melihat si pria, jadi dia bersikeras, “Pak Elan, katakan

bersikeras, “Kita akan berbicara di

punya firasat kalau dia tidak akan membicarakan pekerjaan, jadi wanita itu jelas-jelas tidak akan terjatuh

“Lupakan saja kalau begitu.”

telepon setelah

bos besar di kantornya langsung meredup begitu teleponnya diputus. Sosoknya yang tinggi dan ramping segera berdiri sebelum dia mulai mengambil langkah besar keluar dari kantornya. Di sisi lain, Tasya sedang menyunting beberapa draf lama di kantornya ketika dia menjatuhkan dokumen di tangannya dengan ceroboh. emudian,

sebelum dia berjongkok.

dia mendengar suara seseorang membuka pintu kantor. Berpikir kalau orang itu Maya, dia berbicara dari bawah

tangan untuk membantu Tasya dengan permintaannya. Ilanya saat Tasya merangkak keluar dari bawah meja,

beberapa dokumen di tangannya. Raut muka si pria terlihat macam tatkala dia melemparkan dokumen ke meja

terbaiknya selama bekerja hari ini. Tidak merasa iba karena dia tidak peduli

kecil itu dipotong? Apa kamu berencana tidak memberi makan Jodi apa pun?”

wanita itu bergoyang tatkala dia tertawa terbahak-bahak dan berkata, “Kalau begitu, Anda mungkin

sikap seperti itu?”tanya Elan sudah bersikap baik dengan tidak memotong

diirnya sudah jauh-jauh datang ke kantor Tasya, Tasya menatapnya dengan serius dan bertanya, “Apa Anda membutuhkan saya

dan dia seniorku. Aku tidak bisa menolaknya,” Elan mulai menjelaskan tanpa

dengan satu-satunya yang bergerak darinya adalah kelopak matanya yang berkedip. Dia benar-benar tidak bisa memproses kata-kata yang

yang dia maksud ketika dia mengatakan kalau

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255