Bab 39

Di sebuah vila mewah pribadi di tengah gunung, Elan menerima telepon dari neneknya. Karena cucu kesayangannya akan pulang, dia meminta Elan untuk mencari waktu menjemputnya keesokan hari dan mereka akan makan siang di kediaman Prapanca setelah itu.

Elan setuju. Lalu, dia meminta asistennya memberinya informasi penerbangan Nando dan melihat bahwa dia harus menjemput Nando pada pukul 10.00 pagi keesokan harinya.

Akhir pekan itu, Tasya menemani putranya sarapan di sebuah restoran di luar pada pukul 08.30. Setelah memeriksa waktu, dia pergi ke arah bandara sendiri. Kemudian, dia memutuskan untuk mencari kafe dan menghabiskan waktu di bandara.

Pukul 09.30, Tasya menemani putranya melihat pesawat lepas landas melalui jendela besar. Akhirnya, pada pukul 09.50, dia mengantar putranya menuju bagian kedatangan bandara, ternyata sudah dipenuhi dengan orang-orang yang menunggu orang yang mereka cintai Sambil memegang tangan putranya, dia menunggu di ruang terbuka di sisi kedatangan.

Para pelancong akhirnya muncul satu demi satu. Di tengah kerumunan muncul sosok yang sangat memesona yang segera melangkah maju. Pria itu mengenakan kemeja biru dan celana jin kasual sementara sepasang kacamata hitam bertengger di rambutnya yang tebal. Rupa wajahnya tampan dan menawan, dan dia dikelilingi oleh aura superior. Bahkan, dia lebih memikat daripada selebriti.

“Om Nando!” Jodi segera berlari sementara Tasya juga bergegas.

samping, lalu berjongkok dan memeluk si kecil itu. “Halo, Nak! Apa kamu

Tentu saja.”

anak kecil itu dan meletakkannya di troli, dengan mantap mendorong troli ke arah Tasya, yang juga tersenyum padanya saat Tasya

masuk bersama asistennya, Roy. Elan terlambat. Namun, dia

Tasya juga ada

dia melihat Nando memeluk Tasya dengan erat. Melihat itu, dia tiba-tiba berhenti di antara kerumunan yang berjarak 10 meter. Pupil matanya mengerut sementara dia terus melihat pasangan yang berpelukan erat itu. Pada saat ini, kepalanya dipenuhi dengan pemikiran yang

rumit.

Elan, apakah kita masih mau ke

menatap pasangan yang masih berpelukan itu dengan acuh tak acuh, wajahnya yang tampan tampak

Elan tidak menunggu Roy bereaksi

dia menepuk pria yang memeluknya

Bagaimana caranya kamu bisa mengerti kalau

ayo pergi!” Tasya berkata

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255