Bab 88

Astaga! Rasanya aku ingin mengubur diri!

Meskipun mikropon sudah diberikan padanya, pikiran Tasya masih benar-benar kosong, lidahnya kelu, tak sanggup bicara.

“Katakan saja, Ibu!” Saat itu, Jodi, yang berdiri di sebelahnya, menarik-narik celananya dengan tidak sabar.

Sesaat kemudian, Tasya tak punya pilihan lain kecuali berbicara dengan cepat, “Aku mencintaimu, suamiku.”

Setelah mengucapkan kalimat itu, ia ingin meninggalkan panggung sesegera mungkin, tetapi suara kepala sekolah itu terdengar kembali.

“Bagaimana bila sekarang ayah Jodi memeluk ibunda Jodi?”

Ketika Tasya tercengang, lengan Elan diam-diam melingkar ke pinggangnya sebelum Tasya melekatkan tubuhnya di dada Elan sambil membaui aroma kelaki-lakiannya. Di sisi lain, para penonton mulai bertepuk tangan sebelum akhirnya Tasya sadar kembali dan mendorong Elan.

sedangkan Elan kembali ke tempat duduk di sebelah Tasya. Namun, Tasya tidak berani menatap Elan dan hanya ingin acara

Sekitar pukul 4 sore, acara pemberian hadiah dimulai, dan Jodi pulang dengan bangga dan senang, membawa piala kaca kecil. Akhirnya, Tasya bisa menghela napas lega ketika kepala sekolah mengumumkan acara telah berakhir.

peserta memerhatikan bahwa Elan

Ida

berseru, “Pak Prapanca, bapak sangat

Kuajak kalian makan malam nanti

Tasya menolaknya. “Tidak usah. Aku akan membawa Jodi

tidak perlu menawari kita, justru sebaliknya kita yang harus mengundangnya. Bagaimana kalau kita makan malam di luar? Ibu

Jodi. Selain itu, ia sadar bahwa ucapan Jodi benar adanya, dan semestinya dia yang membalas budi baik

kalian makan, kalau begitu.” Tasya mengatakan

Ke arah

lokal yang ada di bawah apartemenku!” Ia tidak ingin pergi jauh-jauh karena masih

memberi tahu Elan, saat berhenti di jalan di mana Tasya membeli tempat tinggal barunya. Elan mengangguk ke arah bocah kecil

dekat jendela dan duduk, Tasya memesan beberapa jenis menu, dan tak lama kemudian makanan pun terhidang.

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255