Bab 17

Tasya menatap laki-laki yang sedang mengkhawatirkannya, “Apakalı sikapku sangat penting bagiinu, Elan? Aku tidak menikah denganmu, jadi tidak ada hubungannya denganmu, meskipun aku menghancurkan diriku sendiri.”

Lalu, dia berbalik dan ingin pergi dari sana, tapi tangannya ditarik oleh laki-laki itu dan mendorongnya ke dinding, dan dalam sekejap saja wajahnya yang tampan jadi sangat dekat dengan wajah Tasya.

Sekelebat amarah terlihat di mata laki-laki itu saat dia mencibirnya, “Sepertinya aku terlalu berlebihan menilai kemampuanmu, Tasya.”

“Lepaskan aku, Elan. Dasar brengs’k!” Selain kejadian lima tahun lalu, Tasya belum pernah sedekat ini dengan seorang laki-laki.

Dia menghindar dengan rasa jijik ketika aroma tubuli laki-laki itu menusuk hidungnya. Tidak peduli seberapa tampan Elan, Tasya jijik dengan semua laki-laki yang pernah menyentuh Helen.

Di satu sisi, Elan terpesona sejenak ketika dia semakin dekat dengan tubuhı Tasya dan aroma tubuh Tasya mengingatkannya pada kejadian lima tahun yang lalu.

Aromanya sama seperti aroma bunga yang membuatnya terpesona, dan dia hanya bisa membayangkan rasanya bibir merah Tasya yang tebal dan lembut saat dia menciumnya.

Elan sadar dengan apa yang dia pikirkan, dia segera melepaskan Tasya, dan

dia membuka pintu dan pergi

dia keluar dari sana, Helen sudah mengganti gaunnya dan sedang dihibur oleh para

ke dalam pameran yang ada di aula karena acara akan segera dimulai. Saat Tasya masuk bersama

perempuan itu masuk menggunakan nama tuan muda dari keluarga Sofyan.

semacam trik kotor!

cuma seorang desainer biasa! Aku yakin dia balikan tidak mampu membeli satu berlian

antara dua orang perempuan di belakangnya yang terlihat jelas sedang

Clan, semua perempuan itu pasti teman Ileleni, jadi

yang lembut terdengar di belakangnya. “Elan, aku dengar kita bisa membeli satu perhiasan dari pameran malam ini, dan aku sangat suka perhiasan ini, Maukah

menunjuk salah satu perhiasan yang harganya sekitar sebelas digit dan bertanya sambil menggandeng tangan

manajer nanti.” ujar Elan

dengan erat sambil menatap

Tasya berpura-pura seolah dia tidak mendengar perkataan Helen dan terus mengamati perhiasan. Awalnya dia datang untuk menikmati pameran itu, tapi

yang bersamaan, Elan menatap sosok yang sedang berdiri di depan meja perhiasan itu. Di bawah cahaya lampu, wajah cantik Tasya dan keseriusannya itu

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255