Ruang Untukmu 

Bab 424 

Tasya tiba-tiba tertawa, “Bisakah kamu berhenti menatapku?”

“Bukankah kamu mengatakan bahwa Nando lebih tampan dariku?” Elan ingin menyelesaikan masalah ini dengannya secara pribadi.

Melihatnya seperti itu, Tasya tertawa terbahak-bahak. “Apa? Apakah kamu cemburu?”

Saat dia tertawa, Elan langsung meraih pinggangnya dan menariknya sampai mereka berdua berbaring di sofa. Tasya berada di atasnya dan menatap wajah Elan dengan jarak dekat. Ini membuatnya merasa nyaman.

Wajah sempurna Elan yang tanpa kekurangan apapun tercermin di matanya.

“Perhaukan baik-baik. Apakah wajahku tidak sesuai dengan standarmu?” Elan sengaja menggambarkan dirinya dengan menyedihkan.

Tasya mengerutkan bibirnya dan tersenyum. Kenapa dia begitu bersaing? Kenapa dia bersikeras membandingkan dirinya dengan Nando dalam hal penampilan?

Pria ini lebih kekanak-kanakan daripada putranya.

“Kamu tampan. Bahkan, kamu adalah pria paling tampan bagiku.” Tasya menggunakan trik yang sama dengan yang dia gunakan untuk membujuk putranya.

lebih baik padanya.

yang pertama, kamu yang kedua, dan Nando yang

tahu bahwa terlalu sulit untuk mengalahkan Jodi dan mengambil tempat pertama, jadi dia puas

di pelukannya dan bisa merasakan hawa panas memancar dari tubuh Elan melalui pakaiannya. Kehangatan kulitnya terasa

melingkari pinggang Tasya dengan lengan panjangnya

lepaskan aku,” keluh

padaku, aku tidak akan melepaskannya,” kata Elan

kamu benar-benar tidak masuk akal.” Tasya merasa sudah cukup bermain-main dengannya. Bagaimana dia bisa mengatakan hal-hal seperti

menciumku, atau aku

Bukankah dia akan dicium

keduanya. Aku ingin keluar untuk makan sesuatu yang enak” ucap Tasya

keduanya jatuh di sofa sekali lagi. Kali ini, Tasya berada di

…” Tasya berpikir

menyerah sampai aku mencapai tujuanku,” kata Elan sebelum

arus yang mengalir di tubuhnya. Rasanya dia menjadi tergila gila. Elan sangat suka bermain-main dengannya

napas Elan tampak menikmati ciumannya yang lembut. Elan memiliki kemampuan khusus, setiap kali dia melihat Tasya atau menciumnya, matanya seolah-olah meneteskan madu. Elan memandangnya seakan

datang dari luar jendela, Tasya

dari kepala Elan yang membentur lantai dengan

Tasya duduk dan merasa kasihan pada Elan yang

barusan? Seberapa parah sakit yang dirasakan Elan saat kepalanya membentur

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255