Bab 473 

Roy pun merasa lega dan segera mengirimkan lokasi terakhir Elan pada Arya. Roy tahu kalau Arya dan Raditya terlibat dalam hal ini, kesempatan Elan untuk selamat meningkat drastis. 

Sebenarnya, Roy sendiri tidak yakin dengan identitas mereka karena selama ini dia hanya berkomunikasi dengan mereka lewat telepon. Keduanya adalah teman baik Elan yang sudah makan asam garam kehidupan bersama Elan. Meskipun mereka tinggal di tempat yang terpencil. mereka memiliki kekayaan dan kemampuan yang luar biasa. 

Sebelum Elan pergi, dia sudah meminta Roy untuk tidak menghubungi mereka berdua kecuali terjadi sesuatu yang genting. Tapi saat ini, Roy khawatir dengan apa yang akan terjadi dan dia tidak punya pilihan selain menghubungi kedua orang tersebut. 

Di kapal pesiar Alanna, dia duduk di sebuah sofa yang ada di ruang tamu sambil menatap Elan yang diikat di tempat tidur. Dia tidak berniat membunuh Elan, karena dia juga tidak melihatnya mati. 

“Elan, kalau kamu mau menurut dan memiliki anak dengan saya, saya bisa memohon Ayah untuk melepaskanmu. Kita bisa menghabiskan sisa hidup bersama.” Setelah berkata seperti itu, dia mendekati Elan dan mengangkat dagu Elan dengan tangannya. Tatapannya seperti bertanya–tanya. 

Sedangkan Elan, menatap Alanna dengan tatapan tajam yang bisa membuat orang lain yang menatapnya ketakutan. 

Merasa jengkel, Alanna pun berkata, “Jangan menatap saya seperti itu. Kalau kamu masih ingin hidup, kamu tinggal menuruti permintaan saya.” 

anak saya,” balas Elan dingin dan mengalihkan

Elan sangat liar dan tidak bisa diatur. Tapi sifat Elan

Prapanca. Ayah saya akan memastikan hal itu!” Seru Alanna, seolah dia sudah gila. Dia menarik wajah

tajam, yang

wajalinya.

darinya?” 

sangat tidak sebanding dengan Tasya, bahkan

hamil secara normal atau

dan itu sudah

tidak mau memberitahu mereka berdua kecuali keadaannya sudah sangat genting. Tapi, situasi sekarang memang sudah genting

Elan. Bukannya menunggu kedatangan mereka berdua, dia memutuskan untuk kabur sendiri ketika kesempatan itu datang demi mempertahankan harga

dirinya. 

tampak meninggalkan sebuah kastil besar di

militer kosong. Lak–laki yang biasa duduk disana baru saja

tepi dermaga, air matanya mengalir deras saat dia menatap ke sebuah kapal pesiar yang jaraknya kurang dari seratus meter darinya. Saat kapal itu

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255