Bab 642

Ketika mereka mampir ke meja Arya, Jodi dengan riang menghampiri dan memeluk orang tuanya. Tasya mengambil kesempatan untuk menyuapi Jodi dengan beberapa makanan favorit di piringnya dan berbisik padanya untuk makan dengan baik. Salsa sangat terpikat pada mereka. Betapa menawannya pengantin baru ini! Tenutama Elan, dia tidak hanya tampan tetapi juga bertubuh bagus dan memancarkan aura yang elegan. Dia bahkan terlihat hangat saat tersenyum.

Saat perhatian Salsa terfokus pada pengantin baru itu, seorang pria muda di sebelahnya batuk seolah-olah mengingatkannya untuk menahan rasa kagumnya. Tepat setelah itu, Salsa menjadi sedikit malu lalu menyesap teh dan menunduk. Pada saat yang sama, Tasya menatapnya dan merasa sepertinya wanita cantik di sebelah Arya ini cocok untuk Arya.

“Arya, perkenalkan dia pada kami.” Elan tersenyum sambil melirik teman baiknya itu.

“Tidak perlu.” Arya menatap Salsa dengan tenang.

Tiba-tiba, Salsa berdiri dan menyapa pengantin dengan sopan. “Tuan dan Nyonya Prapanca, saya Salsa Anindito. Saya merasa terhormat bisa menghadiri pesta pernikahan Anda, dan saya berharap pernikahan Anda berdua diberkati dan bahagia.”

“Terima kasih!” Tasya tampaknya sangat menyukai Salsa, dan dia memiliki kesan yang baik tentang wanita

itu.

menepuk punggung Arya karena ini pertama kalinya sahabatnya menunjukkan ketertarikan pada seorang wanita.

hal itu.

sambil mengangkat gelas dan meneguk anggurnya. Saat ini, gadis-gadis muda di Keluarga Prapanca sedang menikmati diri mereka sendiri,

bahagia di acara yang meriah ini!”

lalu

Kemudian, Luna melihat Elan berjalan ke arah mereka dengan tangan melingkar di pinggang Tasya. Dia langsung merapikan rambutnya karena ingin terlihat baik di depan Elan. Namun, meskipun dia secantik Tasya, dia

“Elan.”

“Tuan Prapanca.”

Elan agak senior dalam Keluarga Prapanca. Seperti biasa, para junior menyapanya dengan cara berbeda. Tasya pun merasa geli lalu terkikik sambil membenamkan wajahnya dalam pelukan

ke arahnya. Setelah itu, Tasya mengulurkan tangannya dan menepuk punggung Luna, “Luna,

tersenyum dan

pengantin baru itu

dan bisa berbaur dengan semua orang. Aula perjamuan pun dipenuhi canda tawa dan membuat

puas karena dia duduk di baris terakhir. Dia pun mengeluh, “Sungguh memalukan

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255