Bab 1724

“Aku tidak tahu apa penyakitmu, aku hanya tahu kalau kamu sakit.” Daniel menjelaskan dengan santai, “Pulihkan dulu kesehatanmu. Jangan menunda–nunda waktu untuk mengobati kondisimu.”

“Ia sudah lama sembuh.” ucap Dewi langsung.

“Hah? Secepat itu?” Tracy terkejut.

“Itu bukan penyakit parah. Sekali disuntik langsung sembuh

Ketika Dewi mengucapkannya, ia melirik Lorenzo. Tanpa sadar pipinya memerah.

“Oh, kalau seperti itu, sebaiknya kalian mendiskusikannya berdua.” Daniel yang memahami situasi sebenarnya, tidak berbicara lebih banyak lagi, “Kalian tidak perlu mengkhawatirkanku. Apa yang dikatakan oleh Kakak Ipar itu benar. Aku sekarang juga masih hidup, setelah selesai mengurusi semua masalahku saat ini, aku bisa pergi ke Negara Emron untuk menjalani pengobatan.”

“Kamu….” Dewi pun panik mendengarnya, “Aku tidak akan kembali ke Negara Emron.”

“Ini masalah antara kalian berdua. Kalian bisa merundingkannya, kami tidak akan ikut campur.” Daniel tidak ingin terlibat dalam urusan mereka. “Infokan saja hasil diskusi kalian padaku. Nanti, apabila sudah tiba waktunya, aku akan pergi menemuimu untuk menjalani pengobatan.”

Setelah mengatakannya, Daniel memutar kursi rodanya hendak beranjak pergi. Tracy pun bergegas mendorong kursi rodanya..

“Hei, jangan pergi.” Dewi pun panik dan segera menghentikan kursi roda Daniel. Ia berkata dengan penuh amarah, “Apa kamu tidak ingat janjimu padaku? Kamu bilang, selama aku membantumu, kamu akan melindungiku, dan tidak akan pernah membiarkan bajingan itu membawaku pergi.”

Mendengar kata–kata itu, Lorenzo dan Tracy pun menatap Daniel.

menepuk keningnya, “Aku

Dewi mengumpatnya dengan marah.

“Hubungan yang dipaksakan tidak akan

aku tidak akan melepaskannya.” jawab Lorenzo

akalnya, dan meminta bantuan

“Asal kakakku dapat bersatu kembali dengan istrinya, itulah yang

benar!” Daniel berulang kali

pernah mengatakan kalau

pengambil keputusan dalam keluargaku.” Daniel berkata dengan serius, “Tapi, istriku yang mengambil seluruh keputusan yang menyangkut

Amarah Dewi

malas untuk menanggapi omong kosong itu,

berusaha berjuang tanpa arah, “Bahkan, kalau kamu terus

dengan marah, “Aku akan mematahkan kakimu. Lihat

Saat kamu tidur, aku akan menyuntikkan beberapa jarum lagi ke dalam tubuhmu, hingga kamu hidup

mau

—-

menyipitkan matanya dan

aku tidak bisa

tangannya, hendak

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255