Bab 2074 Tunggu Aku

“Aku sudah membantumu mengatur solusinya…”

83

10 mutiara

“Aku paham. Aku tahu kamu telah bersusah payah memikirkan semuanya untukku, tapi ada beberapa hal yang tidak sesederhana yang kamu bayangkan.”

Dewi berusaha dengan sabar menjelaskan.

“Pertama–tama, anak–anak sejak kecil telah bertumbuh besar di Swedoland, tentu mereka telah terbiasa dengan kehidupan dan bahasa di sini. Kalau sekarang mereka tiba–tiba pindah ke negara Emron, pasti akan sangat sulit bagi mereka untuk beradaptasi.

“Selain itu, Brandon baru saja selesai menjalani operasi. la tidak boleh melakukan perjalanan. jarak jauh. Serta Willy, aku sudah menerima bayaran untuk seluruh biaya pengobatannya.”

“Untuk menjalani pengobatan, ia membeli rumah di sini, membeli peralatan medis, hingga menyiapkan ruang perawatan. Aku tidak bisa pergi begitu saja sekarang ….”

“Maksudmu, kamu tidak bisa pergi karena kamu telah menerima biaya pengobatan Willy?” Lorenzo hanya terfokus pada hal ini, “Bukan karena hal lain?”

“Tentu saja. Ia adalah temanku. Aku tidak bisa mengabaikannya begitu saja,” Dewi menjelaskan, “Tapi, aku tidak memiliki hubungan yang aneh–aneh dengannya.”

“Kalau begitu, jelaskan padaku sebentar. Kenapa

Kami langsung pulang setelah selesai makan,” Dewi mulai merasa jengkel, “Kurasa kamu tidak perlu meragukanku tentang hal semacam ini, aku bahkan tidak bisa menanganimu seorang sebagai pacarku,

Lorenzo memandangnya dengan tatapan merendahkan, “Dengan kepala kayumu yang hanya dapat berpikir satu arah itu, seharusnya tidak mungkin kamu dapat merencanakan. banyak tipu

bahwa Lorenzo adalah pacarnya. Ucapannya itu begitu menyenangkan hati

bukan pacarku. Ja sudah kuanggap

dan mempertaruhkan segalanya, lalu hidup bersama–sama sebagai satu keluarga. la selalu membantuku mengurus panti asuhan. Sesederhana itu

semakin gembira, “Sudah kukatakan kalau seleramu tidak

seburuk itu!”

1/2

2074 Tunggu Aku

10 mutiara

“Apa kamu harus selalu merendahkan orang lain? Masih banyak gadis yang menyukai

tepi ranjang dan mendekatkan tubuhnya melingkupi Dewi, “Kamu bertanggung

wajah Dewi memerah. Setiap kali Lorenzo mendekat, ia selalu merasa gugup, “Kamu sudah sebesar ini. Aku harus tanggung jawab

“Besar mananya? Hm?”

Lorenzo tiba–tiba menciumnya.

mematung. Setelah ia dapat bereaksi kembali, Lorenzo telah menembusnya begitu dalam, merabanya dengan

mendorongnya, namun

Lorenzo bagaikan sebuah badai hebat yang

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255